MobilKomersial.com – Pelumas kendaraan atau yang kita sebut dengan, Oli memiliki fungsi penting terhadap sistem kerja pada mesin. Fungsi utama dari oli mesin adalah melumasi komponen-komponen yang bergerak pada mesin agar tidak terjadi aus. Oleh karena itu penggantian oli harus dilakukan secara rutin agar mesin tetap terjaga pada performa yang ideal.
Tiap-tiap produsen kendaraan mempunyai standar dan rekomendasi tersendiri terkait jenis oli yang harus digunakan, namun apabila kita membeli di pasaran maka akan banyak dijumpai berbagai macam merk oli dengan spesifikasi yang berbeda-beda.
Baca Juga: Jangan Bingung, Pakai Ini Untuk Tutup Rembesan Oli Mesin yang Bocor
Namun, dalam pemilihan oli, para pemilik kendaraan harus berhati-hati dan tentunya harus mengerti tentang bagaimana memilih oli untuk kendaraan kesayangannya.
“Pemilihan oli yang tepat harus berdasarkan dari kualitasnya hingga benefit untuk kendaraan kita. Ini yang harus diperhatikan. Bukan semata-mata untuk memilih oli dengen merek terkenal atau yang disarankan oleh para Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) dan berbagai bengkel.”
Hal itu ditegaskan oleh Founder & CEO Wealthy Group, Arief Hidayat saat memaparkan ‘Bagaimana Cara Memilih Oli yang Benar untuk Kendaraan’ dalam acara Talkshow yang digelar bersama para pecinta otomotif baik dari pemilik bengkel hingga para komunitas mobil dan motor di Damai Indah Golf, (PIK Marina Indah), Jakarta, Sabtu (25/6/2022).
Arief mengungkapkan bahwa para pemilik kendaraan masih banyak sekali yang keliru soal penggunaan oli mesin. Bahkan, menurutnya, tidak sedikit yang memilih pelumas mesin yang tidak sesuai dengan peruntukkannya.
Baca Juga: Coaching Clinic, Morgan Garage Akui Kehebatan Oli Wealthy Ultimax
“Masih banyaknya kekeliruan penggunaan oli mesin saat ini. Contohnya ada pemahaman kalau umur pakai mobil sudah tinggi, sebaiknya gunakan oli yang lebih kental, mobil bermesin turbo tapi pakai oli mesin non turbo, penggunaan oli berdasarkan saran dari para ATPM hingga berdasarkan merek terkenal yang dianggap pasti bagus, tanpa melihat spesifikasi. Ini salah besar,” tegasnya.
Dirinya menambahkan bahwa alasan utama lainnya dalam kesalahan memilih oli adalah adanya strategi penawaran-penawaran yang akan menarik perhatian para pemilik kendaraan untuk memilihnya. “Biasanya paling sering dijumpai dalam pemilihan oli selalu dicari dari faktor harga atau promosi, diskonnya berapa, hadiahnya apa. Padahal belum tentu oli yang dibeli baik untuk mesin kendaran kita,” terangnya.
Menurutnya, oli yang baik dan bagus harus bisa mengoptimalkan performa mesin, meningkatkan efisiensi bahan bakar, hemat pemakaian atau memiliki usia yang panjang, hemat perawatan, hingga tidak menyebabkan kerusakan jangka panjang.
“Ada beberapa poin dari spesifikasi dan jenis oli yang harus diperhatikan sesuai dengan kebutuhan mesin. Sehingga orang bisa tahu bagaimana cara memilih oli mesin yang tepat sesuai penggunaan,” ungkap Arief.
Baca Juga: Oli Wealthy Apogeo, Bikin Hemat Bahan Bakar dan Ramah Lingkungan
Kode API (American Petrolium Institute)
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam memilih oli yang baik, adalah melihat kode API yang menentukan kualitas dari suatu oli. Kendaraan dengan mesin bensin dan mesin diesel memiliki spesifikasi oli yang berbeda. Untuk oli pada mesin bensin memiliki kode dengan huruf depan yaitu “S” sedangkan oli mesin diesel memiliki kode dengan huruf depan “C”.
Huruf kedua pada kode API menunjukkan peringkat oli tersebut (A sampai Z), semakin tinggi peringkatnya maka urutan hurufnya akan semakin menjauh. Misalkan, kode pada 2 merek kemasan oli adalah API SH dan API SN, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua oli tersebut diperuntukkan untuk mesin bensin (karena berkode “S”) dan oli dengan kode API SN memiliki peringkat lebih tinggi dibandingkan oli dengan kode API SH (karena “N” memiliki urutan abjad lebih jauh dibandingkan “H”).
Namun, pria penyandang gelar Master di bidang Teknik Industri Otomotif itu menunjukkan bahwa produk yang dikeluarkannya, yaitu Wealthy sudah berkode SP yang artinya bahwa beragam oli Wealthy memiliki kualitas yang lebih tinggi dibandingkan yang ada dipasaran.
“Saat ini oli yang harus digunakan adalah SP. Kode API ini sudah ada pada 2020 lalu tapi sampai hari ini di indonesia belum ada, yang dipasaran saat ini hanya ada SN dan SN+. Seluruh oli Wealthy kini memiliki tingkat SP yang tentunya dapat menjamin optimlasasi kendaraan dari berbagai aspek,” terangnya.
Baca Juga: Jangan Biarkan Oli Kotor Tertinggal Pada Mesin, Ini Solusinya
“Untuk diesel harus CK4 yang sebenarnya sudah ada sejak 2016-2017, tapi di indonesia belum ada sama sekali dan Wealthy hadir dengan tingkat CK4 bahkan sekarang sudah ada FA4 untuk diesel,” lanjutnya.
Kinerja API SP pada oli Wealthy juga dipadukan dengan ILSAC (International Lubricant Standardization and Approval Committee) GF-6A yang membuat penghematan bahan bakar yang lebih baik, perlindungan sistem kontrol emisi, dan perlindungan mesin yang beroperasi dengan bahan bakar yang mengandung etanol hingga E85.
Kode SAE (Society Automotive Engineer)
Tingkat kekentalan oli ditunjukkan berdasarkan angka pada kode SAE, semakin besar nilainya maka tingkat kekentalannya akan semakin tinggi, begitupula ketika nilainya semakin kecil maka tingkat kekentalannya akan semakin rendah (semakin encer).
Kendati demikian, banyak juga para pemilik kendaraan yang beranggapan bila mau ganti oli, sebaiknya jangan pilih yang encer. Misalnya yang sebelumnya pakai SAE 10W-30, terus diganti jadi SAE 5W-30 atau 0W-30 yang dapat menyebabkan suara mesin jadi lebih berisik.
Baca Juga: Wealthy Kenalkan Energine, Oli Full Synthetic untuk Mesin Mobil Modern
“Itu juga salah. Justru sangat boleh pakai kekentalannya lebih kecil, karena saat mesin pertama start, oli jadi makin cepat tersirkulasi. Yang terpenting adalah untuk nilai SAE di atasnya tidak berubah buat mengakomodir suhu tinggi,” papar pria yang menyelesaikan studinya pada tahun 1981 sebagai Insinyur Otomotif Inggris.
“Contohnya seperti di atas, dari SAE 10W-30 bila ingin pakai yang lebih encer, gunakan yang SAE 5W-30 atau 0W-30, jangan yang SAE atasnya 40 atau 50. Sebab perubahan kekentalan pada pada oli tersebut tergantung suhu mesin yang diterima oli saat itu. Jadi, enggak masalah pakai SAE bawah yang lebih encer,” terang Arief.
Namun sebaliknya, jika tadinya pakai oli SAE 0W-30, jangan diganti pakai yang 5W-30 atau 10W-30. “Kalau SAE awalnya lebih kental, saat mesin pertama start oli akan lebih lambat naiknya. Ini beresiko membuat komponen di dalam mesin cepat aus,” tuturnya.
Long Drain Interval
Hal paling umum lain pada penggunaan oli adalah masa pakai. Banyak yang beranggapan tentang batasan pemakaian oli yang sering dianjurkan oleh bengkel, yakni per 10.000 km atau tiap 6 bulan.
Baca Juga: CEO Wealthy: Dengan Long Drain Interval, Oli Wealthy Mampu Bersaing di Pasar Indonesia
Arief membeberkan bahwa oli terbaik adalah berbahan dasar dengan campuran sintetis yang mampu melindungi dan memperpanjang usia mesin, dapat melawan korosi dan karat yang dapat terjadi pada permukaan logam di mesin, yang pastinya akan membantu memperpanjang usia mesin.
“Dengan kandungan campuran sintetis yang terdapat dalam oli Wealthy yang mampu menjaga suhu mesin agar tetap stabil, sehingga memberikan perlindungan terbaik untuk mesin diesel, saya berani jamin kalau pakai oli mesin terbaru keluaran Wealthy, sampai 10.000 km olinya tidak akan mengental atau muncul sludge, meski lama pemakaian lebih dari 6 bulan,” tegasnya.
Bahkan salah satu produknya yaitu Wealthy Optimus yang dikhususkan untuk mesin diesel memiliki interval yang lebih tinggi hingga 20.000 km. “Wealthy Optimus ini mampu memberikan perlindungan terbaik untuk mesin diesel, dan aman digunakan hingga interval 20 ribu kilometer, sehingga umur oli lebih lama,” pungkasnya.
Baca Juga: Jaga Usia Mesin Diesel, Wealthy Optimus Punya Interval Hingga 20 Ribu Km