MobilKomersial.com — Oli Polyol Ester atau POE mulai dikenal dikalangan dunia otomotif karena kestabilan dari temperatur dan compatibilitynya dengan refrigerant R134 yang digunakan untuk AC mobil.
POE sendiri juga sudah dikenal lama untuk aplikasi penerbangan atau pesawat terbang dari pada mobil biasa terutama karena stabilitas thermalnya yang sangat baik dan kemampuannya untuk bekerja dalam kondisi ekstrem.
CEO dan Founder Wealthy Group, Arief Hidayat mengatakan bahwa Polyol Ester atau POE bukan digunakan untuk mesin mobil sehari-hari, karena sebagian besar mesin mobil tidak mengalami kondisi ekstrem yang sama dengan pesawat terbang.
Baca juga: Bahaya Mengabaikan Pelumas Mesin, Potensi Kerusakan Bisa Terjadi

“Dalam penerbangan, mesin sering beroperasi pada suhu dan tekanan yang lebih tinggi, membutuhkan pelumas yang dapat menahan tuntutan tersebut tanpa merusak atau membentuk endapan,” kata Arief kepada MobilKomersial.com, Senin (3/11/2025).
Menurut Arief, memang pelumas POE menawarkan ketahanan yang unggul terhadap oksidasi dan mempertahankan viskositasnya bahkan di lingkungan yang keras, sehingga menjadikannya ideal untuk mesin pesawat.
“Untuk penggunaan otomotif sehari-hari, manfaat oli POE tidak tepat karena biayanya yang lebih tinggi dan pelumas yang lebih hemat biaya seperti oli berbasis Grup III atau PAO sudah cukup untuk kebutuhan dunia otomotif,” ujarnya.
Baca juga: Lebih Modern, Pelumas Mesin Diesel dengan API CK-4 Berikan Perlindungan Maksimal dan Cegah Lumpur
Oleh karena itu, kata Arief meskipun oli POE unggul dalam penerbangan karena kinerjanya dalam skenario yang mengharuskan, oli ini tidak direkomendasikan untuk kendaraan di mana sifat tersebut tidak perlu dan kurang ekonomis.
“Oli POE ini secara signifikan lebih mahal dari pada oli mesin konvensional pada umumnya, sehingga tidak ekonomis untuk penggunaan kendaraan bermotor yang digunakan sehari-hari,” ungkapnya.
Dalam oli berkinerja tinggi atau penerbangan, kata Arief, POE dapat digunakan sebagai oli dasar utama atau dicampur dengan oli dasar sintetis lainnya, seperti PAO (Polyalphaolefin) untuk mencapai karakteristik kinerja yang diinginkan.
Baca juga: Sistem Pengereman Bahaya Jika Salah Pilih!, Bos Wealthy Ingatkan Jangan Campur Minyak Rem Jenis Ini
“Untuk oli otomotif, kandungan POE biasanya sangat rendah atau bahkan tidak ada, karena oli mineral hidrocracked PAO atau Grup III lebih sering digunakan sebagai oli dasar utama karena efektivitas biaya dan kinerjanya yang cukup untuk kebutuhan kendaraan standart,” imbuhnya.
Sementara, tambah Arief, persentase oli POE yang dicampur dengan oli dasar dalam pelumas mesin dapat bervariasi tergantung pada aplikasi yang dimaksudkan dan spesifikasi pabrikan. Umumnya, dalam formulasi di mana POE dicampur, konsentrasinya dapat berkisar dari beberapa persen hinggal 100%, tergantung pada apakah minyak tersebut sepenuhnya berbasis ester atau campuran sintetis.
“PAO adalah oli dasar yang paling umum digunakan untuk pencampuran dengan POE, terutama pada oli berperforma tinggi atau balap, sedangkan oli mineral Grup III disukai untuk penggunaan otomotif sehari-hari,” tambahnya.
Baca juga: Dua Bus Baru PO Gunung Harta Segera Mengaspal, Pakai Bodi Skylander R25
Lebih lanjut Arief mengatakan bahwa secara praktis, oli POE jarang digunakan pada konsentrasi 100% untuk mesin mobil. Penggunaannya dalam aplikasi otomotif sangat terbatas karena biayanya yang tinggi dan sifat khusus, yang tidak diperlukan untuk kendaraan standar.
“Meskipun secara teknis memungkinkan untuk menggunakan oli POE sebagai pelumas tunggal di mesin mobil, hal tersebut tidak disarankan karena mungkin tidak kompatibel dengan karet seal dan bahan mesin konvensional, yang berpotensi menyebabkan kebocoran atau degradasi,” katanya.
Baca juga: Menjelang Libur Nataru, Kemenhub Ramp Check Terminal dan Bus Pariwisata di Jawa Tengah











