MobilKomersial.com — Nama Hino tentu sangat identik dengan ketangguhan dari model truk dan bus-nya yang telah menjadi tulang punggung transportasi logistik di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Namun, jauh sebelum mendominasi pasar kendaraan komersial, Hino ternyata pernah mencicipi manisnya persaingan di segmen mobil penumpang. Kisah ini membawa kita kembali ke era 1960-an, di mana Hino Contessa, menjadi saksi bisu ambisi Hino.
Baca Juga: Mengarungi Tujuh Dekade: Kisah PO Hiba Utama, dari Bus Pariwisata Hingga “Raja” Transportasi Darat
Ya, sebuah sedan bergaya Eropa, Hino Contessa pertama kali diperkenalkan pada tahun 1961. Di saat pabrikan Jepang lainnya berlomba-lomba dengan desain fungsional, Hino mengambil jalan berbeda.

Sejarah Hino Contessa dimulai pada awal tahun 1950-an, ketika Hino Motors menjalin kerjasama dengan pabrikan asal Prancis, Renault. Kerjasama ini bertujuan untuk memproduksi mobil penumpang di Jepang.
Produk pertama dari kolaborasi ini adalah Hino Renault 4CV, sebuah mobil mungil yang menjadi fondasi bagi Hino untuk menguasai teknologi mobil penumpang. Setelah sukses dengan 4CV, Hino mulai mengembangkan modelnya sendiri.
Hasilnya, pada tahun 1961 lahirlah sebuah sedan yang memadukan keandalan dan estetika yang menawan yang disebut dengan Hino Contessa 900, sebuah mobil yang secara teknis sangat dipengaruhi oleh Renault 4CV, namun dengan sentuhan desain yang lebih modern.

Lebih dari sekadar estetika, Contessa juga memiliki konfigurasi teknis yang tidak biasa. Alih-alih meletakkan mesin di depan, Hino memilih sistem mesin belakang (rear-engine), mirip dengan Volkswagen Beetle dan Porsche.
Baca Juga: Simak Perjalanan Mercedes-Benz Jadi Pelopor Truk Diesel Pertama Di Dunia
Secara spesifikasi, Hino Contessa 900 yang diproduksi tahun 1961 itu, dibekali dengan mesin 4-silinder segaris, water-cooled, OHV, berkapasitas 893 cc yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 33 dk di putaran 5.500 rpm.
Mobil ini memiliki dimensi yang cukup ringkas dengan panjang 3.795 mm, lebar 1.475 mm, dan tinggi 1.415 mm, serta jarak sumbu roda (wheelbase) sebesar 2.150 mm dan bobot kendaraan sekitar 750 kg.

Desain eksterior Contessa 900 digarap oleh perancang Italia, Giovanni Michelotti, yang juga bekerja untuk pabrikan kenamaan lainnya seperti BMW, Lancia, dan Ferrari. Sentuhan Italia ini membuat Contessa 900 tampil beda dari mobil Jepang pada masanya.
Mobil kompak yang sporty ini menawarkan kemampuan manuver yang luar biasa dan mesin yang berjalan mulus. Bahkan menariknya, pada tahun 1963, mobil ini mengikuti Japan Grand Prix perdana dan berhasil meraih posisi pertama di kelasnya.
Pada tahun 1964, Hino Contessa mengalami evolusi signifikan dengan diperkenalkannya model Contessa 1300. Mobil ini menjadi puncak kejayaan Hino di segmen mobil penumpang bahkan sampai hadir dalam varian sport coupe yang sangat populer.

Mesinnya yang baru berkapasitas 1.300 cc, juga ditempatkan di belakang, menghasilkan tenaga hingga 70 dk. Mobil ini menawarkan performa yang lebih baik dan handling yang stabil, menjadikannya pilihan menarik bagi konsumen.
Baca Juga: Nostalgia Bersama Thames Trader, Truk Inggris Yang Melegenda Di Tanah Air
Akhir dari Sebuah Era
Sayangnya, kejayaan Hino di pasar mobil penumpang tidak berlangsung lama. Persaingan yang semakin ketat dan kesulitan finansial membuat Hino harus membuat keputusan besar. Pada tahun 1966, Hino diakuisisi oleh Toyota Motor Corporation.
Setelah akuisisi, pada tahun 1967, Hino secara resmi menghentikan lini mobil penumpangnya dan memfokuskan seluruh sumber dayanya pada kendaraan komersial truk dan bus yang memang menjadi keahlian mereka sejak awal.

Baca Juga: Eksistensi Mercedes-Benz Sprinter Selama 30 Tahun, Simak Perjalanannya Dari Generasi Ke Generasi
Keputusan ini terbukti tepat. Sejak itu, Hino berkembang pesat menjadi salah satu produsen kendaraan komersial terkemuka di dunia. Hubungan mereka dengan Toyota, yang mengakuisisi Hino pada tahun 2001, semakin memperkuat posisi Hino di pasar global.
Meski kini tak lagi memproduksi sedan, kenangan akan Hino Contessa tetap menjadi bagian penting dari sejarah otomotif Jepang, mengingatkan kita bahwa dibalik nama besar yang kokoh, terdapat jejak-jejak ambisi dan inovasi yang mungkin tidak pernah kita duga.