MobilKomersial.com — Sebelumnya, Scania dan DHL Group telah mengembangkan truk EREV (Extended Range Electric Vehicle) atau truk listrik yang dilengkapi dengan generator cadangan bertenaga bahan bakar yang menghasilkan listrik untuk mengisi ulang daya baterai.
Dan kini, konsep truk EREV ini dikabarkan tengah diuji secara ekstensif oleh DHL untuk transportasi paket antara Berlin dan Hamburg, Jerman yang memiliki jarak sekitar 290 km.
Baca Juga: SPKLU Belum Merata, Scania Kenalkan Solusi Unik, Truk Listrik Bisa Di Isi Biodiesel?
Adapun hasil setelah 100 hari pengujian pertama diklaim sangat positif. Dimana, truk EREV itu mampu menempuh jarak hampir 22.000 km, beroperasi lebih dari 90% waktunya dalam mode listrik, sementara range extender diaktifkan hanya dalam sekitar 8,1% km yang ditempuh.

Hasilnya, truk EREV itu menghemat lebih dari 90% emisi CO2 dibandingkan dengan truk diesel konvensional selama periode pengujian sekaligus meningkatkan fleksibilitas operasional dengan menyediakan cadangan energi tambahan saat tidak ada stasiun pengisian daya yang tersedia.
Generator cadangan pada truk itu sendiri tidak dapat secara langsung menggerakkan poros kendaraan. Dalam hal ini, EREV berbeda dari kendaraan hibrida konvensional dan merupakan konsep baru dengan potensi besar untuk mendukung transisi menuju transportasi listrik.
“Uji coba antara pusat parsel DHL di Berlin dan Hamburg menunjukkan bahwa EREV merupakan sarana transportasi yang praktis dan, yang terpenting, berkelanjutan untuk logistik,” ungkap Tobias Meyer, CEO DHL Group mengutip keterangan resminya, Sabtu (24/5/2025).
Baca Juga: Scania Luncurkan Mesin Diesel Super 11, Lebih Ringan, Efisien, dan Tangguh
Namun, agar teknologi penghubung seperti EREV dapat menarik perhatian di sektor transportasi, Tobias Meyer mengatakan bahwa hal ini memerlukan kerangka regulasi yang tepat, khususnya sebagai solusi transisi transportasi logistik bertenaga listrik.
“Kita semua menginginkan emisi yang lebih sedikit melalui peningkatan mobilitas elektronik dalam transportasi barang. Semua ahli tahu bahwa transisi ke truk listrik akan memakan waktu bertahun-tahun, terutama karena jaringan listrik dan infrastruktur pengisian daya tidak memadai,” ujarnya.
“Namun, kita tidak boleh dipaksa untuk menunggu. Kita memerlukan solusi pragmatis seperti EREV dan keputusan politik yang cepat untuk memungkinkan teknologi penghubung tersebut. Kita ingin mendekarbonisasi sektor transportasi dan regulasi seharusnya tidak menghalangi,” sambungnya.

Sejak Februari, EREV telah digunakan di divisi Post & Parcel Germany. Selama waktu tersebut, truk telah menempuh jarak sekitar 22.000 km dan biasanya menempuh rute sekitar 250 km dengan tenaga listrik yang diisi dari listrik terbarukan melalui jaringan listrik.
Baca Juga: Mengenal Tanda Kerusakan Mesin Diesel Dari Warna Asap Knalpot
EREV adalah truk listrik sepanjang 10,5 m dengan berat total yang diizinkan sebesar 40 ton, yang ditenagai oleh motor listrik berdaya 308 – 395 dk (230 – 295 kW) yang berasal dari baterai berkapasitas 416 kWh dan generator 120 kW bertenaga bahan bakar dalam prototipe.
Versi berikutnya diharapkan memiliki baterai yang lebih besar dengan 520 kWh. Ini merupakan keuntungan signifikan dibandingkan truk yang sepenuhnya bertenaga listrik, terutama karena truk ini memfasilitasi perencanaan rute yang andal, sesuatu yang sangat diperlukan dalam logistik.