MobilKomersial.com — Sejatinya, radiator merupakan salah satu komponen penting pada setiap kendaraan yang berfungsi untuk menjaga suhu operasional mesin tetap sejuk atau pada kondisi yang aman dan tetap optimal.
Cara kerja dari radiator sendiri tentunya melibatkan dengan cairan pendingin atau coolant yang bertugas untuk menyerap panas yang dihasilkan oleh mesin selama proses pembakaran.
Baca Juga: Solusi Cakram Rem Mobil Mulai Bergelombang, Ganti Atau Bubut?
Maka dari itulah, penting bagi setiap pemilik kendaraan untuk senantiasa memeeriksa secara berkala dan melakukan penggantian cairan radiator sesuai jadwal pemeliharaan yang umumnya pada setiap 20.000 km atau sekitar 2 tahun sekali.
Cairan coolant memiliki formulasi khusus yang dirancang yang tak hanya meredam panas mesin, melainkan untuk memberikan perlindungan optimal terhadap korosi. Oleh karena itu, perlu dipahami bahwa peran coolant tidak boleh diganti dengan air biasa.

Menurut Rizky Prasetyo selaku Kepala Bengkel Spesialis Fast n Frugal, penggunaan air biasa sebagai pengganti cairan coolant pada sistem radiator sangat tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan kerusakaan, salah satu yang sering terjadi adalah korosi.
“Sangat sangat tidak dianjurkan pakai air biasa, karena itu bisa menyebabkan korosi atau karat, yang tentunya akan menyebabkan kerusakan fatal pada mesin,” ungkapnya saat di temui MobilKomersial.com, Selasa (21/1/2025).
Baca Juga: Tepat Untuk Mobil Listrik, Wealthy Nano Coolant Siap Jaga Suhu Baterai Tetap Stabil
Dirinya memaparkan bahwa air biasa mengandung mineral yang cukup tinggi yang dapat menyebabkan karat dan endapan yang dapat menyumbat saluran radiator dan komponen lainnya, sehingga mengganggu aliran cairan pendingin dan meningkatkan overheating.
“Karat dan endapan itu nantinya bisa terlarut di dalam sistem pendingin, ditambah lagi air biasa itu tidak ada zan anti karatnya, makanya bisa mempercepat kerusakan sistem radioator dan kalau dibiarkan bisa berdampak kerusakan fatal pada mesin,” paparnya.

Oleh karena itulah, sangat dianjurkan bahkan wajib bagi para pemilik kendaraan untuk tidak menggantikan peran cairan radiator coolant dengan jenis-jenis air lainnya. Pasalnya, cairan radiator sudah dirancang khusus untuk melindungi dari masalah tersebut.
Coolant sendiri telah dirancang dengan menggunakan berbagai jenis chemical yang dapat mengurangi panas berlebih dan dilengkapi proteksi tambahan antikarat, korosi, anti lumut serta anti pembentukan endapan di dalam sistem radiator.
“Air radiator coolant itu seharusnya mengandung chemical seperti ethylen glicol, diethlyn glicol, sodium 2-ethyl hexanote, sodium neodecanote hingga rust inhibitor,” ucap Arief Hidayat M. Eng., CEO & Founder PT Welty Indah Perkasa (Wealthy Group).
“Gunanya kandungan-kandungan itu untuk menjaga temperatur mesin agar tetap berada pada temperatur kerjanya. Air radiator coolant bukan hanya diisi dengan glicol saja, namun ada tambahan additive yang bisa menjaga tangki dari karat dan juga lumut,” tuturnya.