Mobilkomersial.com — Penyebab kecelakaan yang melibatkan kendaraan umum terutama bus bukan hanya dari kesalahan bus tapi bisa dari beberapa faktor seperti kendaraan lain di jalan raya, manusia bahkan pembuatan bus yang tidak sesuai bisa menjadi faktornya.
“Kementerian perhubungan saat ini sangat tegas terhadap karoseri, karena karoseri membuat over dimensi tidak boleh, kemudian kita membuat kendaraan yang tidak diuji guling juga tidak boleh, jadi kendalanya bus-bus besar itu harus uji guling, baik secara fisik maupun perhitungan komputer,” kata ketua Asosiasi Karoseri Indonesia (Askarindo), Sommy Lumadjeng, Selasa (20/9/2022).
Baca juga: Askarindo Sebut Bus Buatan Indonesia Lebih Bagus dari Eropa
Menurut Sommy, perbedaan sebelumnya adalah ketika karoseri ingin membuat bus tinggal membuatnya, tetapi pada saat itu perusahaan lupa yang diangkut itu adalah manusia, sekarang bus-bus yang tidak lolos uji guling maka akan diterbitkan Surat Keputusan Rancang Bangun (SKRB) yang diurus oleh karoseri.
“Disitu tertuang semua kendaraan apa yang akan dibuat sesuai dengan norma-norma ata sesuai dengan standart yang diperbolehkan oleh Kementrian Perhubungan, kalau bus sudah jadi tetapi saat diperiksa tidak lurus maka bus tersebut tidak bisa ada di jalanan, itu berlaku serentak,” ujarnya.
Baca juga: Dampak Kenaikan BBM Subsidi, Operator Bus Masih Keluhkan Sulitnya Isi Solar
Dari peraturan saat ini, kata Sommy ada peningkatan tentang utama keselamatan dan dari Kemenhub juga sudah menyebutkan bahwa karoseri harus patuh, seperti sabuk keselamatan, di setiap bangku penumpang saaat ini harus tersedia sabuk keselamatan.
“Edukasi ini memang yang perlu disampaikan, apalagi teman-teman disini memang bertugas untuk menyampaikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Inilah yang kita perlukan,”ungkapnya.
Sommy menambahkan, saat dirinya berkunjung ke Belgia dan negara Eropa, norma-norma keselamatan sangat dijunjung tinggi, karena mereka paham ini menyangkut nyawa manusia.
“Mudah-mudahan kedepanya di Indonesia kita sebagai pengusaha dan karoseri memiliki wawasan lebih luas, kalau kesepakatan itu tidak satu suara saya rasa saya rasa keselamatan tidak tercapai,” imbuhnya.
Baca juga: Sempat Ditunda 2 Kali, Busworld Southeast Asia 2022 Kembali Digelar