Mobilkomersial.com — Baru-baru ini, kabar mengejutkan datang dari industri otomotif Jepang yang mengumumkan bahwa Toyota Motor Corporation telah resmi mengeluarkan Hino Motors dari Commercial Japan Partnership Technologies Corporation (CJPT).
CJPT sendiri merupakan proyek kendaraan komersial ramah lingkungan yang berdiri pada April 2021 untuk berkontribusi dalam mempercepat transisi ke kendaraan baterai listrik, hidrogen, dan sel bahan bakar. CJPT terdiri dari beberapa pabrikan seperti Suzuki, Isuzu, Toyota, Hino, dan Daihatsu.
Dikeluarkannya Hino dari proyek masa depan tersebut disebabkan oleh pelanggaran pemalsuan data emisi yang dilakukan oleh Hino Motors. Dengan itu, pelanggaran yang dibuat Hino dianggap tidak sesuai dengan aspirasi dan tujuan CJPT.
Baca Juga: Ini Pentingnya Siaga Perlengkapan Keselamatan Berkendara Mobil Komersial
“Sebagai perusahaan induk dan pemegang saham Hino, kami sangat kecewa dengan kesalahan perusahaan sehubungan dengan pengujian sertifikasi, yang telah sangat merusak kepercayaan pelanggan kami dan semua pemangku kepentingan lainnya,” ucap Akio Toyoda, Presiden Toyota Motor Corporation mengutip laman resminya, Jum’at (26/8/2022).
Secara garis besar, CJPT akan mengeluarkan Hino dari semua perjanjian proyek yang telah direncanakan bersama. Selain itu, 10 persen saham ekuitas Hino yang berada dalam proyek tersebut akan dialihkan ke Toyota Motor Corporation.
Kendati demikian, Hino diklaim telah gagal memahami peraturan emisi, dan tidak dengan sengaja memalsukan data. Terlepas dari itu, Toyoda percaya bahwa pelanggaran emisi ini berarti Hino tidak memiliki tempat di CJPT.
Baca Juga: Truk Listrik Hino Dutro Z EV Tampil Perdana, Curi Perhatian GIIAS 2022
“Hino telah melakukan pelanggaran dalam sertifikasi mesin untuk waktu yang cukup lama dan perusahaan kini berada dalam situasi tidak diakui sebagai salah satu dari 5,5 juta individu di industri otomotif Jepang,” tegasnya.
Padahal, lanjut Toyoda, CJPT merupakan proyek untuk membangun masa depan bersama berdasarkan teknologi CASE Jepang yang berencana untuk merancang truk listrik sel bahan bakar (FCEV) untuk transportasi jalur utama dan kendaraan komersial listrik ringan untuk pengiriman jarak jauh.
“Sampai sekarang, kami percaya bahwa partisipasi Hino akan menyebabkan ketidaknyamanan bagi para pemangku kepentingan, dan kami telah memutuskan untuk mengeluarkan Hino dari CJPT,” terangnya.
“Kesimpulan ini dicapai setelah berdiskusi dengan perusahaan yang terlibat. Kami akan terus bekerja dengan mitra kami dalam proyek untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi industri transportasi dan berkontribusi untuk mencapai masyarakat netral karbon,” pungkas Toyoda.
Baca Juga: KTB Mulai Uji Coba Truk Listrik Fuso eCanter di Bali
Terkait kasus ini, Hino dalam laman resminya telah mengakui dan merenungkan secara mendalam keseriusan pelanggaran yang telah dilakukan dan akar penyebabnya, dan memperbaiki apa yang harus diperbaiki.
“Kita perlu kembali ke asal kita sebagai produsen kendaraan komersial yang membantu orang dan barang sampai ke tempat yang mereka tuju, dan berperilaku tegas untuk terlahir kembali sebagai perusahaan yang sekali lagi dibutuhkan oleh masyarakat,” terang Hino.