MobilKomersial.com – Pemerintah Indonesia telah resmi memperbolehkan kepada seluruh masyarakat untuk melaksanakan mudik Idul Fitri. Untuk itu, pihaknya telah siap menjamin keamanan dan kenyamanan saat perjalanan untuk ‘pulang kampung’.
Kesiapan itu dilakukan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 40 Tahun 2022 tentang Pengaturan Operasional Angkutan Barang Pada Masa Arus Mudik dan Arus Balik Selama Angkutan Lebaran tahun 2022.
Baca Juga: Kemenhub Siagakan 57.693 Unit Bus di 48 Terminal, Antisipasi Lonjakan Arus Mudik
Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat), Budi Setiyadi mengatakan bahwa surat edaran tersebut telah diterbitkan dalam rangka mengoptimalkan pergerakan arus lalu lintas saat Idul Fitri 1443 H. “SE ini akan berlaku untuk arus mudik pada 28 April-1 Mei 2022 dan arus balik pada 7-9 Mei 2022,” katanya dalam keterangannya, baru-baru ini.
Budi menjelaskan bahwa aturan pembatasan operasional angkutan barang dilakukan terhadap mobil barang dengan Jumlah Berat Yang Diizinkan (JBI) lebih dari 14.000 kg (14 ton).
Aturan itu juga berlaku bagi mobil barang dengan sumbu 3 atau lebih, mobil barang dengan trailer, dan mobil barang yang digunakan untuk mengangkut bahan material seperti tanah, pasir, dan batu, bahan tambang, dan bahan bangunan lainnya.
Lebih lanjut, Ia mengatakan, pengaturan pembatasan operasional angkutan barang itu berlaku untuk Ruas Jalan Tol dan Ruas Jalan Non Tol (Jalan Nasional).
Baca Juga: Konsumsi Pertamax Diprediksi Meningkat 14 Persen Saat Mudik Lebaran 2022
Dengan waktu pemberlakuan untuk arus mudik pada Kamis, 28 April 2022 pukul 00.00 WIB sampai dengan Hari Senin, 9 Mei 2022 pukul 12.00 WIB dan arus balik hari Sabtu, 7 Mei 2022 pukul 00.00 WIB sampai dengan Hari Senin, 9 Mei 2022 pukul 12.00 WIB.
Budi juga menjabarkan terdapat 15 ruas tol yang diberlakukan pembatasan operasional angkutan barang di antaranya:
1. Ruas Tol Bakauheni – Palembang
2. Ruas Tol Prof. Dr. Ir. Sedyatmo
3. Ruas Tol JORR
4. Ruas Tol Jakarta – Bogor – Ciawi – Cigombong
5. Ruas Tol Jakarta – Cikampek
6. Ruas Tol Cikampek – Purwakarta – Padalarang – Cileunyi
7. Ruas Tol Cikampek – Palimanan – Kanci – Pejagan
8. Ruas Tol Pejagan – Pemalang – Batang – Semarang
9. Ruas Tol Krapyak – Jatingaleh
10. Ruas Tol Jatingaleh – Srondol
11. Ruas Tol Jatingaleh – Muktiharjo
12. Ruas Tol Semarang – Solo – Ngawi
13. Ruas Tol Ngawi – Kertosono – Mojokerto – Surabaya – Gempol – Pasuruan – Probolinggo
14. Ruas Tol Surabaya – Gresik dan
15. Ruas Tol Pandan – Malang
Sementara itu, Budi menambahkan bahwa terdapat juga 26 ruas Jalan Non Tol (Jalan Nasional) yang diberlakukan pembatasan operasional angkutan barang yakni Ruas Jalan Medan – Berastagi, Ruas Jalan Pematang Siantar – Parapat Simalungun – Porsea. Berikutnya Ruas Jalan Jambi – Padang via Sarolangun, Ruas Jalan Jambi – Padang via Tebo, Ruas Jalan Jambi – Padang via Sengeti serta Ruas Jalan Jambi – Palembang.
Kemudian ruas yang dilarang lainnya yakni ruas Jalan Jakarta – Tangerang – Serang – Cilegon – Merak, Ruas Jalan Merak – Cilegon – Lingkar Selatan Cilegon – Anyer – Labuan, Ruas Jalan Raya Merdeka – Jalan Raya Gatot Subroto.
Baca Juga: Agar Tidak Kena Tilang ETLE, Ini Batas Kecepatan Maksimal di Jalan Tol
Selanjutnya, Ruas Jalan Serang – Pandeglang – Labuan, Ruas Jalan Bandung – Nagrek – Tasikmalaya – Ciamis – Banjar, Ruas Jalan Bandung – Sumedang – Majalengka – Cirebon, dan Ruas Jalan Ciawi – Cianjur.
“Ruas Jalan Solo – Klaten – Yogyakarta, Ruas Jalan Bawen – Magelang – Yogyakarta, Ruas Jalan Brebes/Tegal – Ajibarang – Purwokerto, serta Ruas Jalan Purwokerto – Banjarnegara – Wonosobo – Magelang (Secang),” tambah Budi.
Aturan itu juga berlaku di ruas Jalan Jogja – Wates, Ruas Jalan Jogja – Sleman – Magelang, Ruas Jalan Jogja – Wonosari, Jalur Jalan Lintas Selatan (Jalan Daendeles). Kemudian Ruas Jalan Pandaan – Malang, Ruas Jalan Probolinggo – Lumajang, Ruas Jalan Caruban – Jombang, Ruas Jalan Banyuwangi – Jember, dan Ruas Jalan Denpasar – Gilimanuk.
Namun demikian, pengaturan operasional angkutan barang ini tidak berlaku bagi beberapa jenis kendaraan angkutan barang dengan muatan tertentu.
Baca Juga: Mulai April Truk ODOL Bakal Ditindak Melalui Teknologi WIM dan ETLE
“Pembatasan ini tidak berlaku bagi mobil barang pengangkut bahan bakar minyak atau bahan bakar gas, barang ekspor dan impor dari dan ke pelabuhan ekspor atau impor, air minum dalam kemasan, ternak, pupuk, hantaran pos dan uang, serta barang-barang pokok seperti beras, tepung terigu, dan sebagainya,” ujarnya.
Menurutnya, apabila terjadi gangguan arus lalu lintas secara situasional, pihak kepolisian dapat melaksanakan manajemen operasional lalu lintas dengan menggunakan rambu lalu lintas, alat pemberi isyarat lalu lintas, serta alat pengendali dan pengaman pengguna jalan yang bersifat sementara.
“Pada kesempatan ini saya juga mengimbau kepada seluruh sopir angkutan barang agar mematuhi aturan yang berlaku serta tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat demi menjaga keselamatan, keamanan, serta ketertiban berlalu lintas,” pungkasnya.