MobilKomersial.com — Transisi ke armada kendaraan listrik (EV) kini bukan lagi pilihan, melainkan keharusan untuk memastikan bisnis tetap relevan dan berkelanjutan di tengah ketatnya regulasi emisi karbon dan ekspektasi masyarakat akan solusi transportasi hijau.
Peralihan ini membutuhkan pendekatan yang tepat, mengingat setiap bisnis memiliki pola operasional yang unik. Keandalan operasional, portofolio produk, fitur monitoring, dan layanan after-sales yang memadai menjadi faktor krusial.
Baca Juga: Bus Listrik Mercedes-Benz eIntouro Resmi Meluncur, Klaim Jarak Tempuh Hingga 500 KM
Sebagai penyedia ekosistem EV komprehensif, Kalista hadir dengan solusi end-to-end dan membagikan lima tips utama untuk memilih layanan EV fleets service agar operasional berjalan maksimal dengan armada listrik.
- Portofolio Produk EV yang Lengkap dan Andal
Ketersediaan pilihan kendaraan yang sesuai adalah faktor utama dalam elektrifikasi. Tanpa variasi unit yang tepat, perusahaan berisiko memilih kendaraan yang tidak sesuai kebutuhan, membatasi kapasitas muatan, atau menghadapi tingginya biaya operasional.

Kalista menawarkan diri sebagai penyedia brand-agnostic, menyediakan ragam kendaraan listrik komersial dari berbagai merek dan tipe. Setiap unit telah melalui due diligence ketat, termasuk uji teknis, kepatuhan homologasi, dan kesiapan layanan purna jual.
Portofolio Kalista mencakup bus berbagai ukuran (besar, kecil, medium, mikro) untuk perkotaan dan shuttle, kendaraan logistik seperti Blind Van, Pick Up, CDD, dan CDE , hingga truk jenis Tractor Head dan Dump Truck untuk sektor pertambangan.
- Survei Operasional Menyeluruh Sebelum Implementasi
Transisi ke EV menuntut penyesuaian pola kerja agar tetap lancar. Tanpa survei mendalam, perusahaan berisiko menghadapi infrastruktur pengisian daya yang tidak memadai atau salah memilih unit, yang berujung pada terhambatnya produktivitas dan kenaikan biaya.
Baca Juga: Mitsubishi Fuso eCanter Perkenalkan Connected Load Body, Persingkat Waktu Bongkar Muat
Oleh sebab itu, Kalista menekankan survei operasional sebagai fondasi transisi. Tim mereka menganalisis langsung di lokasi, mencakup beban muatan harian, jarak tempuh, pola ritase, dan kondisi jalan.
Hasilnya digunakan sebagai dasar rekomendasi unit dan titik pengisian daya yang optimal. Jika infrastruktur listrik belum memadai, Kalista bahkan berkolaborasi dengan PLN dan vendor untuk menyiapkan solusi, termasuk opsi Unit Gardu Bergerak (UGB).
- Uji Coba Lapangan Sebelum Kick-Off
Keputusan investasi harus didasari kematangan data. Dengan melakukan uji coba di kondisi operasional sehari-hari, perusahaan dapat mengukur langsung performa, memastikan kenyamanan pengemudi, dan mengecek efektivitas pola operasional yang direncanakan.

Tanpa uji coba, risiko salah pilih unit dan biaya tambahan akibat ketidaksesuaian akan meningkat. Oleh karena itu pula, Kalista senantiasa selalu menyediakan opsi uji coba setelah memberikan rekomendasi.
Proses ini memungkinkan calon pelanggan untuk dapat mengukur efisiensi energi, keandalan, dan kecocokan unit dengan kebutuhan harian, memperkuat keyakinan bahwa transisi adalah langkah strategis terukur.
Sebagai contoh, dalam transformasi transportasi publik Kota Medan, Kalista melakukan uji coba selama 11 bulan dengan lima tipe bus listrik, yang akhirnya memilih bus Low Deck 10,5 meter sebagai unit paling sesuai.
- Sistem Monitoring Armada Real-Time
Untuk menjaga keandalan dan meningkatkan efisiensi, pemantauan armada secara real-time sangat penting. Tanpa monitoring, perusahaan akan kesulitan mengidentifikasi masalah potensial atau mengukur dampak transisi EV terhadap biaya dan emisi.
Baca Juga: Mengupas Spesifikasi Gahar Skywell NJL6126BEV, Bus Listrik Andalan Transjakarta
Kalista menghadirkan sistem K-Move, sebuah fleet management platform yang transparan, memungkinkan pelanggan melacak lokasi, konsumsi energi, geofencing, hingga laporan operasional secara langsung.
Data dari uji coba menunjukkan K-Move berhasil merekam total jarak tempuh 2.552.894 km dari 34 unit EV, menghasilkan penghematan energi hingga Rp1.09 miliar (efisiensi 78%) dan penurunan emisi karbon sebesar 88.087 kg CO2.
- Dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) 24 Jam yang Berdedikasi
Teknologi canggih tetap membutuhkan sentuhan manusia yang responsif. Di balik mesin modern, tim operasional yang bekerja 24 jam sangat krusial untuk mencegah downtime yang dapat mengganggu layanan dan merusak kepercayaan pelanggan.

Kehadiran SDM yang terampil dan berdedikasi adalah elemen penting. Kalista menempatkan tim operasional di setiap proyek. Di transportasi publik, misalnya, setiap unit diperiksa teliti sebelum dan sesudah beroperasi.
Dedikasi ini teruji saat banjir merendam bus listrik di Kota Medan pada November 2024, tim Kalista turun tangan memeriksa dan menyiapkan armada agar bisa kembali melayani masyarakat, menunjukkan tanggung jawab sosial terhadap mobilitas publik.
Solusi End-to-End untuk Transisi Tanpa Hambatan
Lima aspek ini, portofolio produk lengkap, survei mendalam, uji coba nyata, sistem monitoring, dan dukungan teknis 24 jam, adalah bagian dari pendekatan menyeluruh Kalista, memastikan kesiapan matang dan keberhasilan transisi jangka panjang.
Baca Juga: Lebih ‘Manja’ dari Ban Mobil, Ini Alasan Ban Truk Perlu Cek Tekanan Angin Tiap Dua Minggu
Kalista memposisikan dirinya bukan hanya sebagai penyedia kendaraan listrik, tetapi juga mitra strategis yang menghadirkan solusi end-to-end dari unit, infrastruktur pengisian, monitoring, hingga layanan after-sales andal.
Dengan pendekatan komprehensif ini, Kalista menjadi salah satu enabler utama elektrifikasi armada di Indonesia, memastikan setiap perusahaan dapat melangkah menuju mobilitas berkelanjutan tanpa hambatan.