Dua tahun kemudian, fitur ESP menjadi standar pada semua varian bobot yang awalnya hanya tersedia dalam varian bobot 3,5 ton. Sistem suspensi udara opsional untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan juga ditambahkan ke seluruh jajaran produk mulai tahun 2008.
Tonggak sejarah lainnya menyusul pada tahun 2009 dengan diperkenalkannya teknolgi BlueEfficiency atau BlueTec yang menjadi teknologi transmisi manual 6-percepatan baru dan sistem start-stop otomatis yang mengurangi konsumsi bahan bakar secara signifikan.
Baca Juga: Profil Mercedes-Benz Actros 4063 S 6×4, Truk Bertenaga Terbesar di Indonesia
Sistem BlueTec ini memungkinkan penghapusan sebagian besar EGR (Exhaust Gas Recirculation) pada mesin Sprinter yang menghasilkan tenaga lebih besar 188 dk dibandingkan dengan mesin non-BlueTec yang menghasilkan tenaga sebesar 154 dk.
Sementara itu, di tahun 2013, Mercedes menambahkan sejumlah fitur keselamatan pada Sprinter mulai dari Crosswind Stabilization (CWS), Collision Avoidance System (CAS), Blind Spot Monitor, Adaptive Highbeam Assist, hingga Lane Departure Warning System (LDWS).
Berselang 1 tahun kemudian, untuk model tahun 2014, Sprinter menerima facelift dengan perubahan gril yang diperbarui dengan desain tiga bilah khas Mercedes-Benz sebagai upaya untuk membuat penghematan bahan bakar Sprinter lebih kompetitif.
Mulai tahun 2016, Sprinter mendapat penambahan varian bobot yang sedikit lebih besar yakni 5,5 ton. Pada generasi kedua ini, Sprinter menawarkan tiga pilihan mesin yang terdiri dai mesin bensin, diesel dan gas alam yang tersedia di pasar tertentu seperti di Amerika Serikat (AS).
Mesin bensin itu adalah mesin berkode M271, 4-silnder segaris, berkapasitas 1.796 cc (1.8L) yang diklaim mampu menghasilkan tenaga sebesar 154 dk di putaran 5.000 rpm dengan torsi maksimal yang mencapai 240 Nm di putaran 3.000-4.000 rpm.
Untuk mesin dieselnya sendiri juga tersedia dalam 2 model mesin, yang pertama adalah mesin diesel OM 651, 4-silinder segaris, berkapasitas 2.143 cc (2.1L) yang mengeluarkan tenaga 127 dk di putaran 3.800 rpm dan torsi 305 Nm di putaran 1.400-2.400 rpm.
Sedangkan mesin diesel yang kedua adalah mesin diesel OM 642 berkapasitas 2.987 cc (3.0L), V6 Turbo yang tentunya menghasilkan tenaga lebih besar yakni 187 dk di putaran 3.800 dan torsi puncak yang mencapai 440 Nm di putaran 1.600-2.600 rpm.
Sementara itu, untuk model mesin gas alamnya tersedia dengan mesin berkode M271, 4-silinder segaris, berkapasitas 1.796 cc (1.8L), supercharged yang menghasilkan tenaga 154 dk di putaran 5.000 rpm dan torsi 240 Nm di putaran 3.000-4.000 rpm.
Baca Juga: Simak Perjalanan Mercedes-Benz Jadi Pelopor Truk Diesel Pertama Di Dunia
- Sprinter Generasi 3 (2018-Sekarang, VS30)
Generasi ketiga Sprinter diluncurkan pada tahun 2018. Sprinter tidak hanya mempertahankan jajaran varian yang ada, tetapi juga memperluasnya, sebagian berkat diperkenalkannya penggerak roda depan dan varian kepala traksi baru.
Sprinter 2018 menetapkan standar baru, khususnya dalam hal infotainment dan konektivitas, berkat sistem multimedia khas Mercedes yaitu, MBUX (Mercedes-Benz User Experience), yang tersedia untuk pertama kalinya di kendaraan komersial.
Sejak saat itu, Sprinter telah mematuhi perintah lisan. Dalam hal fitur keselamatan, Mercedes-Benz tak kenal lelah untuk terus mengangkat kendaraan ke tingkat baru, dengan penambahan fitur baru yang dikenal, Distronic Active Distance Assist.
Fitur ini berfungsi untuk mempertahankan kecepatan yang ditetapkan. Jika ada kendaraan di depan, jarak yang ditetapkan akan dipertahankan bahkan hingga berenti. Namun, kendaraan akan mengerem tergantung pada jarak ke kendaraan di depan dan kecepatan yang ditetapkan.
Pada generasi ketiga Sprinter ini, penampilannya tentu jauh lebih modern, dengan membawa bahasa desain yang disetarakan oleh model-model Mercedes-Benz lainnya, seperti lampu depan yang dibuat lebih kecil atau sipit dengan teknologi LED.
Tonggak sejarah berikutnya datang pada tahun 2019. Dimana, van panel eSprinter siap produksi pertama diluncurkan, menawarkan kemungkinan mobilitas bebas emisi CO2 secara lokal untuk perdagangan, logistik, dan bisnis dengan penggerak baterai-listriknya.
Pengembangan efisiensi, jangkauan, dan volume muatan menjadikan Mercedes Benz eSprinter saat ini sebagai kendaraan serba guna yang hadir dalam dua varian gaya bodi dan panjang serta dengan tiga ukuran baterai dan jangkauan hingga 478 km dalam siklus WLTP.
Dengan volume muatan hingga 14 ton dan bobot hingga 4,25 ton, eSprinter atau Sprinter versi listrik ini juga terbukti sama fungsionalnya dengan model Sprinter sejenisnya yang menggunakan mesin pembakaran (ICE) atau konvensional.
Baca Juga: Eksistensi Truk Volvo FH Selama 3 Dekade, Jadi Game Changer Pasar Truk Dunia
Hingga saat ini, eSprinter masih terus dikembangkan sesuai kebutuhan pelanggan. Pembaruan terakhir adalah penyematan fitur pengisian daya AC 22kW dan fungsi tambahan dari Active Distance Assist Distronic berupa Route Based Speed Adaptation dan Active Speed Limit Assist.
Dalam merayakan ulang tahun Sprinter yang ke-30 tahun ini, Mercedes-Benz berencana untuk menghadirkan varias edisi khusus “30 Years Sprinter,” yang akan dijual mulai awal Februari di Jerman dengan harga 58.055,27 Euro atau sekitar Rp 975,1 jutaan.