MobilKomersial.com — Kecelakaan yang melibatkan kendaraan-kendaraan besar seperti truk dan bus kerap disebabkan bukan hanya dari masalah rem blong, melainkan faktor human error seperti sopir yang kurang konsentrasi bahkan mengantuk ketika mengemudi.
Untuk itu, tak heran jika sistem pengereman truk dan bus memiliki peran yang sangat vital untuk menjamin keselamatan dan keamanan bagi seluruh penumpang dan barang muatan termasuk pengemudi.
Baca Juga: Begini Canggihnya Fitur Fleetboard Bus dan Truk Mercedes-Benz Indonesia
Maka dari itu, PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) selaku distributor resmi truk dan bus Mercedes-Benz di Indonesia terus melakukan sejumlah peningkatan teknologi canggih yang dapat membantu pengereman darurat secara real time.
Teknologi tersebut berupa sistem Active Brake Assist yang kini memasuki generasi kelima (ABA 5). ABA 5 merupakan sistem keselamatan aktif yang tersedia untuk dapat mempengaruhi manuver pengereman berhenti penuh secara otomatis untuk menghindari resiko tabrakan.
Menurut M. Syarif selaku DCVI CSP Trainer mengatakan bahwa teknologi ABA 5 ini adalah penyempurnaan dari sistem pendahulunya ABA 4 yang dapat secara otomatis melakukan manuver pengereman berhenti penuh untuk menghentikan kendaraan guna menghindari kecelakaan.
“Fitur ini menjadi salah satu fitur unggulan kami untuk membantu pengemudi kalau misal meleng (tidak konsentrasi). Sistem ini akan mencegah kendaraan menabrak kendaraan di depan dengan mengerem secara otomatis,” ungkapnya saat ditemui MobilKomersial.com, Kamis (25/4/2024).
Baca Juga: Pentingnya Memeriksa Kondisi Rem Mobil Agar Cakram Tidak Begelombang
Dirinya memaparkan bahwa fitur ABA 5 ini akan bekerja dengan menggunakan sensor dan radar yang tersemat pada truk dan bus. Canggihnya, sensor tersebut dapat mengetahui jenis rintangan di depan dengan menggunakan pendeteksi suhu.
“Jadi, kalau radar sudah jelas akan mengetahui adanya benda didepan dengan jarak yang ditentukan. Tapi sensor ini akan mengetahui dengan pendeteksi suhu, apakah benda didepan itu mobil atau makhluk hidup seperti manusia atau hewan,” terangnya.
Kemudian, ketika terdeteksi ada benda di depan, truk akan mengaktifkan sistem ABA 5 untuk melakukan pengereman secara berkala (belum langsung berhenti sepenuhnya) yang awalnya sekitar 20% untuk sekedar memberi tahu pengemudi untuk harus segera melakukan pengereman.
Namun, jika pengemudi masih belum sadar atau masih kurang konsentrasi, sistem ini akan kembali bekerja dengan menaikkan presentase pengereman. Jika sudah terlalu dekat dengan didepan, namun pengemudi masih belum mengerem, ABA 5 akan memberhentikan truk seepenuhnya secara otomatis.
Baca Juga: Jangan Anggap Remeh, Ini Komponen Truk Yang Harus Dicek Pada Musim Pancaroba
“Jadi cara kerjanya bertahap, misal dari jauh sudah terdeteksi ada benda, tapi sopir belum rem, sistem akan rem otomatis sekitar 10-20%, itu akan meningkat terus seiring dengan jarak, jika sudah dekat tapi sopir masih lalai, sistem akan memberhentikan truk secara otomatis,” paparnya.
“Mungkin dibilang ini sama seperti kita kalau melakukan rem secara mandiri, ketika sudah lihat ada mobil didepan, kita akan rem perlahan-lahan sampai berhenti jika sudah dekat, tapi ini dalam bentuk smart teknologi atau komputer lah lebih gampangnya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Syarif juga menerangkan bahwa ketika ABA 5 aktif memberi peringatan untuk mengerem, lalu pengemudi sadar dan mulai menginjak pedal rem, maka yang bekerja untuk membantu pengereman adalah Brake Assist.
“Namun, ketika ABA 5 sudah memperingati sopir, lalu sopir mengambil alih untuk menginjak pedal rem maka yang bekerja adalah Brake Assist. Jadi fungsi brake assist ini akan membantu memberikan breaking power secepat mungkin dan sebesar mungkin sampai 100%,” terangnya.
Baca Juga: 6 Hal Yang Dapat Mengelola Stres Saat Mengemudi Truk
Tak hanya itu, Syarif pun juga kembali memaparkan cara kerja sistem ABA dalam kondisi ketika terdapat benda bergerak secara tiba-tiba melintasi bagian depan truk atau bus. Sistem akan melakukan rem otomatis dalam kecepatan kendaran 0-35 kpj.
“Ketika terdapat kondisi tiba-tiba ada benda melintas didepan, baik kendaraan atau manusia. Kalau manusia yang tiba-tiba melintas itu kita sebut dengan sistem ABA Pedestrian Protection yang akan aktif dari 0-35 kpj,” ujarnya.
“Artinya, ketika kita (truk atau bus) melaju diatas 35 kpj, tiba-tiba ada orang melintas, itu memang sudah tidak bisa diantisipasi lagi. Dan logikanya, kalau kendaraan melaju diatas 35 kpj, seharusnya itu sudah tidak ada orang yang melintas tiba-tiba,” pungkasnya.
Baca Juga: Sebelum Kirim Muatan, Ini yang Harus Diperhatikan Sopir Truk Logistik