MobilKomersial.com – Sejak memperkenalkan Peugeot e-Expert Hidrogen pada akhir tahun lalu, pabrikan asal Prancis ini telah menjadi salah satu produsen pertama yang menawarkan van listrik yang didukung dengan sel bahan bakar hidrogen (H2).
Model kendaraan komersial baru yang dilengkapi dengan teknologi elektrifikasi tercanggih ini merupakan komitmen Peugeot dalam ambisinya untuk terus memperluas jangkauan penawaran mobilitas bebas emisinya.
Baca Juga: Peugeot e-Expert Hidrogen Resmi Rilis, Begini Spesifikasinya
Berkat pengisian ulang sel bahan bakar hidrogen yang cepat, Peugeot e-Expert dapat menyimpan hidrogen dalam waktu 3 menit untuk menempuh jarak hingga lebih dari 400 km dalam mode full-elektrik. Peugeot mengklaim, hal ini akan menjadi magnet yang kuat untuk para pelanggannya dalam memilih kendaraan elektrik.
Merek dibawah bendera Stellantis ini juga bertujuan untuk berinvestasi dalam solusi mobilitas baru tanpa kompromi dengan nol emisi CO2 dan optimis menjadi pemimpin dalam mobilitas hidrogen.
“Hidrogen menjadi pilar utama transisi energi. Sel bahan bakar bertenaga hidrogen sepenuhnya telah memenuhi persyaratan paling ketat untuk mobilitas bebas emisi khususnya di Eropa yang perkembangannya sangat pesat,” tulisnya dalam siaran resminya, Kamis (30/6/2022).
Peugeot e-Expert Hidrogen ini menggunakan teknologi generasi baru yang disebut dengan “Next gen e-Van Hydrogen efficiency”. Berdasarkan platform multi-energi EMP2 (Efficient Modular Platform), van ini menjadi kendaraan listrik yang menggabungkan dus sumber energi listrik yaitu baterai-listrik dan sel bahan bakar hidrogen.
Baca Juga: Berbasis E-Transit Custom, Ford Pro Electric SuperVan Punya Tenaga 1.972 dk
Berkas sistem sel bahan bakar elektrik “mid-power plug-in hydrogen fuel cell electric” dari Stellantis, sistem ini menggabungkan baterai yang dapat diisi ulang dari listrik dengan sel bahan bakar hidrogen yang terkandung dalam tabung di bawah kabin kendaraan.
Sel bahan bakar Peugeot e-Expert Hidrogen ini disuplai oleh tangki yang terdiri dari 3 tabung dengan kapasitas 4,4 kg hidrogen di bawah tekanan 700bar yang menghasilkan daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan kendaraan dengan memasok mesin listrik. Teknologi ini dijamin memiliki emisi CO2 nol berkat reaksi yang menghasilkan arus listrik sambil hanya melepaskan air dari uap hidrogen.
Sel bahan bakar hidrogen itu dikombinasikan dengan baterai lithium-ion yang dapat diisi ulang dengan kapasitas 10,5 kWh dan output daya 120 dk (90 kW) yang terletak di bawah kursi dan memasok mesin listrik selama beberapa fase mengemudi. Pengisi daya 11 kW tiga fase juga terpasang yang terletak di kompartemen engine.
Baca Juga: Van Listrik Arrival Raih Sertifikasi UE, Penuhi Standar Regulasi Eropa
Kedua sumber energi ini bekerja sama untuk menggerakkan mesin listrik magnet permanen dengan daya 134 dk (100 kW) dan torsi 260 Nm. Terletak di as roda depan, penggerak listrik ini mirip dengan e-Expert full-elektrik yang menonjol berkat gearbox yang disesuaikan dengan batasan pemuatan khas kendaraan utilitas.
Saat kendaraan pada kecepatan rendah, baterai tegangan tinggi akan menyediakan mesin listrik dengan daya yang dibutuhkan untuk traksi. Sedangkan pada kecepatan tetap atau stabil, sel bahan bakar hidrogan akan memasok energi langsung ke mesin listrik.
Selama akselerasi, menyalip atau mendaki bukit sel bahan bakar hidrogen dan baterai tegangan tinggi akan digabungkan untuk memasok energi ke mesin listrik. Sementara itu, selama pengereman dan deselerasi, mesin listrik akan mengisi ulang baterai tegangan tinggi secara otomatis.
Tenaga tersedia sejak mobil dinyalakan dengan responsivitas langsung, tanpa getaran, tanpa suara, tanpa perpindahan gigi, tanpa bau, dan tentu saja, tanpa emisi CO2. Uap air dari pipa knalpot adalah satu-satunya emisi dari sistem.
Baca Juga: Renault Luncurkan Generasi Baru Van listrik Kangoo Rapid E-Tech dan Varian Baru Master E-Tech
Baterai tegangan tinggi dijamin selama 8 tahun atau 160.000 km, sehingga pengguna dapat menikmati kendaraan mereka dengan ketenangan pikiran.
Kendaraan ini juga memiliki karakteristik volume beban yang sama dengan versi diesel dan baterai listrik dimana volume bebannya mencapai 6,1 meter kubik, total beban muatan hingga 1.100 kg, serta kapasitas penarik hingga 1.000 kg.
Untuk memastikan keselamatan pejalan kaki di kota, saat van ini melaju pada kecepatan 30 kpj, sinyal suara akan terdengar untuk memperingatkan keberadaan kendaraan di gigi maju dan mundur.
Peugeot ini pertama kali diproduksi di Prancis, di Hordain (Nord, Hauts de France), kemudian dibangun di Rüsselsheim, Jerman.
Baca Juga: Stellantis dan Toyota Siapkan Van Komersial Listrik Ukuran Besar di Pasar Eropa