MobilKomersial.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mengembangkan mobil listrik otonom atau tanpa awak alias pengemudi bernama Micro Electric Vehicle–Teleoperated Driving System (Mevi-TDS). Mobil listrik otonom individual itu ditarget pada 2024 siap digunakan untuk transportasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Teknologi transportasi ke depan harus mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Hal ini terlihat dari pernyataan Presiden Joko Widodo, yang mencanangkan semua moda transportasi di Indonesia di masa depan harus ramah lingkungan. Penggunaan listrik sebagai pengganti bahan bakar fosil diharapkan akan membuat moda transportasi mendekati emisi zero-carbon.
Baca Juga: Menhub Ajak Swasta Bangun Sistem Transportasi IKN
BRIN melalui Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Teknik (OR IPT) melakukan pengembangan kendaraan listrik yang bersifat otonom atau tanpa pengemudi. Langkah sebelumnya adalah membuat kendaraan listrik bersifat semi otonom, yaitu menggunakan mekanisme pengemudian jarak jauh atau teleoperation.
Mobil listrik otonom ini mengusung teknologi canggih. Selain bisa berjalan sendiri tanpa pengemudi, mobil juga bisa dikendalikan dari jarak jauh atau secara teleoperation (pengoperasian jarak jauh). Untuk pengoperasian jarak jauh itu, mobil listrik BRIN dilengkapi dengan 6 sensor ultrasonik.
Mevi–TDS merupakan sebutan untuk kendaraan listrik yang dibuat dan dikemudikan dari jarak jauh. Secara desain, MEVi–TDS ini terlihat futuristis. Dilengkapi 4 lampu LED di depan, lampu rem berbentuk oval di belakang, serta 6 lampu LED membentuk segitiga sebagai lampu sein.
Di bagian kap atas, ditambahkan lampu rotator berwarna amber yang akan menyala sebagai alarm, jika terjadi kegagalan fungsi dari teleoperation.
Mevi–TDS memiliki dimensi panjang 1.475 mm, lebar 990 mm serta tinggi 1.470 mm. Berat sekitar 80 kg. Memakai pelek 8 inci, jarak sumbu roda 1.150 mm dengan ground clearance 70 mm. Dilengkapi baterai Lithium-ion 48 Volt 12 Ah.
Karena hanya menggunakan baterai 12 Ah, maksimal pemakaiannya sekitar 46 menit untuk pemakaian dengan kecepatan maksimal 11 kpj. Kapasitas baterai akan ditingkatkan, tetapi kecepatan maksimal MEVi–TDS untuk saat ini tidak akan dinaikkan, karena kendaraan ini tanpa pengemudi.
Mevi–TDS menggunakan motor BLDC (motor brushless DC) 750 Watt, tenaga 1 dk, torsi 2,36 Nm yang mampu mengangkat beban hingga 600 Kg. MEVi–TDS juga dilengkapi 6 sensor ultrasonik sebagai sensor jarak, sensor IMU untuk mengetahui orientasi kendaraan, GPS untuk mengetahui posisi secara tepat dan 4 kamera yang berfungsi sebagai vision.
Pusat pengendali sebagai pemroses data di MEVi–TDS menggunakan Nvidia Jetson AGX Xavier, yang akan berkomunikasi dengan workstation di command station, menggunakan jaringan WiFi AC (IEEE 802.11ac). Topologi infrastruktur telekomunikasi yang digunakan adalah jaringan wireless multihop.
Di sisi command station, beberapa perangkat keras digunakan untuk memberi komando kepada kendaraan. Dengan menggunakan workstation dilengkapi GPU, yang digunakan untuk memproses kiriman data dari kendaraan. “Selain itu dilengkapi juga simulator lengkap dengan driving force wheel-nya, serta memakai 3 monitoryang ditopang oleh free standing triple monitor stand,” tutur Haznan.
Baca Juga: Jokowi Resmikan SPKLU Ultra Fast Charging Pertama di Indonesia
Potensi implementasi kendaraan otonom single atau double seater, atau lebih dikenal dengan individual transpotation ini dapat digunakan di area terbatas atau kawasan khusus. Sebagai contoh, di kebun raya, objek wisata, kawasan perumahan, industri, dan perkantoran. Nantinya dapat digunakan sebagai feeder untuk transportasi masal yang lain dan sejenisnya.