Jakarta, MobilKomersial.com – Guna mendorong sektor otomotif Indonesia yang sedang dilanda pandemi Covid-19, Pemerintah kemudian memperpanjang insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah atau PPNBM seratus persen berdasarkan kategori gas emisi hingga di akhir tahun 2021.
Dengan adanya kebijakan insentif ini, penjualan wholesale mobil baru dan sepeda motor baru domestik berhasil tumbuh masing-masing sebesar 69 persen y/y dan 31persen y/y menjadi 628 ribu unit dan 3,8 juta unit pada sembilan bulan pertama tahun 2021.
“Seiring meningkatnya penjualan pada industri otomotif, Adira Finance mencatatkan total pembiayaan baru di 9M21 sebesar Rp18,1 triliun, naik 36 persen y/y jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Seluruh segmen mengalami kenaikan terutama pada segmen mobil baru dan sepeda motor baru,” kata Presiden Direktur Hafid Hadeli dalam keterangan tertulisnya.
Baca juga: Memberdayakan UKM, Adira Finance Gandeng Kemenparekraf Bikin Festival Kreatif Lokal 2021
Sementara itu, piutang pembiayaan yang dikelola perusahaan tersebut tercatat masih menurun sebesar 13 persen y/y menjadi Rp39,9 triliun di September 2021. Penurunan pada piutang yang dikelola disebabkan rundown portfolio yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pembiayaan baru karena penjualan belum kembali ke tingkat pre-covid.
Inovasi Adira di tengah pandemi
Di tengah pandemi Covid-19 di tahun 2021, Adira Finance melakukan beragam inovasi dalam menanggapi perubahan pasar dan perilaku konsumen dimana adopsi digitalisasi semakin cepat di masa-masa ini.
Di tahun ini, bertepatan dengan momentum HUT ke- 31, Adira Finance akan meluncurkan aplikasi mobile Adiraku versi 2.0 sebagai upaya untuk menawarkan produk dan layanan yang lebih baik kepada konsumen,” jelasnya.
”Disamping itu, Adira Finance juga mendorong konsumen menjadi lebih aktif dalam menggunakan platform digital seperti Momobil.id, momotor.id, serta dicicilaja.com sebagai alternatif dalam mengakuisisi pembiayaan baru serta konsumen baik existing maupun konsumen baru. Hingga September 2021, jumlah konsumen yang telah mengunduh aplikasi Adiraku hampir sekitar 1,8 juta konsumen dan jumlah konsumen yang terdaftar sekitar 736 ribu konsumen,” lanjut Hafid.
Baca juga: Mobil Bertanda Carsome Certified Bakal Dibiayai Adira Finance
Adira Finance terus memberikan restrukturisasi kepada nasabah yang terdampak Covid-19. Per posisi September 2021, jumlah nasabah yang pinjamannya telah direstrukturisasi ada sebanyak 831 ribu kontrak atau sekitar Rp19 triliun mewakili sekitar 36 persen dari piutang yang dikelola per Februari 2020. Saat ini, sekitar 85 persen dari pinjaman nasabah yang telah direstrukturisasi telah mulai membayar kewajiban cicilannya.
Dari sisi keuangan, Adira Finance membukukan pendapatan bunga sebesar Rp6,6 triliun, turun 17 persen y/y jika dibandingkan periode sama tahun lalu, terutama karena penurunan piutang pembiayaan. Sementara itu, beban bunga turun sebesar 25 persen y/y menjadi Rp2,2 triliun sejalan adanya penurunan pada jumlah pinjaman.
Hasilnya, pendapatan bunga bersih tercatat turun sebelas persen y/y menjadi Rp4,2 triliun, sementara margin bunga bersih meningkat menjadi 13,1 persen dari 12,1 persen di 9M20. Beban operasional Perusahaan naik sebesartiga persen y/y menjadi Rp2,7 triliun, sementara cost of credit menurun sebesar 18 persen y/y menjadi Rp1,1 triliun.
Rasio NPF tercatat sebesar 2,8 persen dari piutang yang dikelola pada September 2021. Menurun bila dibandingkan dengan kuartal I/2021 sebesar tiga persen. Secara keseluruhan, laba bersih Adira Finance setelah pajak dibukukan sebesar Rp753,3 miliar atau mengalami penurunan sebesar 7,5 persen y/y dibandingkan periode sama tahun lalu.
Baca juga: Lewat Program HARCILNAS 2021, Adira Finance Siap Lunasi Cicilan Puluhan Pelanggan
”Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) Perusahaan masing-masing tercatat menjadi sebesar 3,7 persen dan 12,6 persen dalam sembilan bulan pertama tahun 2021,” ujarnya.
Ditambahkan Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila, hingga saat ini perusahaannya terus melakukan diversifikasi sumber pendanaannya. Melalui dukungan berkelanjutan dari pembiayaan bersama dengan Perusahaan induknya, Bank Danamon dan memperoleh pinjaman eksternal (pinjaman bank dan obligasi).
Per posisi September 2021, Pembiayaan Bersama mewakili 44 persen dari piutang yang dikelola. Sementara itu, total pinjaman eksternal Perusahaan di September 2021 turun 42,1 persen y/y menjadi Rp11,9 triliun, terdiri dari pinjaman bank (luar negeri dan dalam negeri) dan obligasi, masing-masing memberikan kontribusi 50 persen:50 persen.
”Hasilnya, gearing ratio turun menjadi 1,4 kali dari sebelumnya 2,7 kali di 9M21, sehingga perusahaan masih memiliki ruang gerak yang cukup besar untuk melakukan ekspansi saat pasar pulih kembali,” terangnya.
Baca juga: Adira Finance Syariah Gandeng Dompet Dhuafa Pasang 200 Titik Wifi Gratis