Jakarta, MobilKomersial.com – Mulai tahun 2040 mendatang, beberapa pabrikan kendaraan komersial di daratan Eropa akan menghentikan produksi dan penjualan truk bermesin diisel.
Selanjutnya, sebagai gantinya, produsen truk Daimler, Scania, MAN, Volvo, Daf, dan Iveco, akan menyiapkan truk masa depan yakni berbahan bakar hidrogen, listrik baterai, serta berbahan bakar bersih atau energi terbarukan lainnya.
Melalui Asosiasi Produsen Mobil Eropa (ACEA), para pabrikan truk menyatakan bahwa kesepakatan tersebut demi mewujudkan target netral karbon industri di Eropa pada 2050 nanti, seperti dilansir dari laman The Financial Times dan Transport Engineer, Desember 2020 lalu.
Untuk mewujudkannya, mereka akan patungan mengumpulkan dana sebesar 50-100 miliar Euro untuk mengadopsi teknologi baru seiring dengan perubahan produk yang bakal mereka hasilkan.
Baca juga : Aptrindo: Biaya Logistik Dipastikan Melonjak di 2022, Banyak Pemilik Barang Tak Peduli Kendaraan Euro 4
Target mendekarbonisasi industri angkutan truk Eropa akan layak, bunyi pernyataan ACEA, jika infrastruktur pengisian daya listrik atau bahan bakar yang tepat turut juga dibangun serta kebijakannya juga mendukung.
“Kesepakatan ini sangat penting dan harus diterapkan secara bersamaan agar dekarbonisasi sektor ini berjalan efektif. Karena perubahan iklim merupakan tantangan paling mendasar dari generasi kita,” ungkap Ketua Bidang Kendaraan Komersial ACE, Henrik Henriksson.
Menurut pria yang juga Chief Executive Officer (CEO) Scania AB itu menyebutkan, pandemi Covid-19 telah membuktikan betapa pentingnya peran angkutan logistik dalam memberi kepastian tersedianya makanan, obat-obatan, dan barang-barang penting lainnya yang dibutuhkan masyarakat.
Simak juga : Volvo Luncurkan Truk Listrik VNR 8 Class, Mampu Tempuh hingga 250 km Sekali Jalan
Pada sisi lain, target untuk membuat lingkungan yang bersih dengan tingkat emisi gas rumah kaca juga harus diwujudkan demi keselamatan dan keseimbangan ekologi mahkluk hidup di bumi.
“Jika angkutan jalan barang ingin mempertahankan perannya dalam melayani masyarakat, kita perlu beralih dari bahan bakar fosil secepat mungkin. Tapi kita tidak bisa melakukannya sendiri; kami membutuhkan pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan lainnya untuk bekerja sama dengan kami,” tukasnya
Seperti diketahui, Uni Eropa tahun ini mengurangi emisi CO2 hingga 50%. Bahkan, pemerintah Inggris pada pertengahan November kemarin telah menetapkan kebijakan untuk penjualan kendaraan bermesin pembakaran internal mulai 2030.
Kebijakan yang sama ditetapkan oleh pemerintah Jepang, yakni akan menghentikan penjualan kendaraan konvensional pada 2030. Sedangkan Cina – seperti ditegaskan Presiden Xi Jin Ping- menargetkan negerinya bebas karbon pada 2050.