MobilKomersial.com — Di musim hujan seperti saat ini, banyak sekali ruas jalan yang tergenang air setinggi 1 meter bahkan lebih, demi keamanan mobil agar tidak terjebak di jalanan yang tergenang maka ada baiknya pengemudi tau batasan-batasan yang diperbolehkan saat melewati genangan tersebut.
Saat melewati jalan yang tergenang air, pengemudi dengan transmisi manual maupun matik harus mellihat patokan pada tinggi ban. Dilansir dari laman Toyota, mobil dengan transmisi manual dan otomatis memiliki risiko yang sama saat melewati jalan banjir.
Water hammer atau mesin kemasukan air bisa berakibat fatal. Bedanya, pedal kopling membuat mobil manual lebih mudah mempertahankan level gas untuk menjaga rpm, sementara perpindahan gigi transmisi matik dipengaruhi oleh putaran mesin yang membuat perpindahan gigi terjadi di putaran relatif rendah dan ini kurang menguntungkan saat melewati banjir.
Baca juga: Komponen Penting di Kendaraan, Berikut 5 Langkah Memeriksa Kondisi Ban Saat Musim Hujan
Patokan Setengah Ban Mobil
Saat melewaati banjir atau genangan air yang sudah lebih dari setengah ban mobil sebaiknya jangan nekat karena cukup berisiko bila dipaksa menerobos. Belum lagi kalau air itu bergerak, kemungkinan ketinggian air melebihi roda sehingga bisa menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Imbasnya air akan masuk ke dalam ruang mesin, sementara ada saringan udara dan sekering yang posisinya hanya sedikit di atas ban mobil. Efek gelombang yang diciptakan oleh laju mobil ketika melewati genangan air tinggi bisa sampai ke area tersebut, dan ini yang berbahaya entah sedang memakai mobil manual atau matik.
Tips Mengemudi Mobil Melewati Banjir
Perhatikan arus air, urungkan niat menyeberang banjir bila air mengalir dari arah depan mobil karena meningkatkan risiko air masuk ke dalam ruang mesin.
Untuk mobil bertransmisi matik, pengemudi bisa memindahkan gigi ke L atau 1 sebagai gigi paling rendah tergantung pilihan di tuas transmisi. Opsi ini cukup untuk menahan gigi transmisi tidak pindah ke posisi yang lebih tinggi dan pengemudi dapat memanfaatkan momentum torsi mesin untuk melewati banjir.
Injak pedal gas perlahan dan tahan di putaran 2.000 – 2.500 rpm, biarkan mobil melaju pelan membelah banjir serta jaga putaran mesin jangan terlalu tinggi karena akan membuat air naik di dalam ruang mesin. Putaran mesin yang terlalu tinggi membuat laju mobil lebih cepat yang berisiko menimbulkan ombak tinggi.
Selain itu jika laju kendaraan terlalu cepat, ada potensi bagian depan mobil terangkat akibat daya angkat dari air atau mengambang sehingga membuatnya sulit dikendalikan. Namun laju mobil juga jangan terlalu pelan sebab butuh tenaga besar untuk menerjang banjir. Kecepatan mobil 10 kpj sudah cukup untuk membelah banjir serta menjaga risiko mobil mogok sepanjang mobil masih memiliki tenaga untuk bergerak maju, pengemudi tidak perlu menambah kecepatan mobil.
Bagaimana dengan Mobil Manual?
Perlakuan pada kendaraan sama saja, hanya pengendara cukup memasukkan transmisi ke gigi 1 kemudian jalankan mobil perlahan dan jaga putaran mesin pada 2.000 – 3.000 rpm. Jangan menaikkan posisi gigi ke 2 karena akan menghilangkan momentum mobil dan membuatnya kehilangan tenaga.
Hindari pula bermain setengah kopling karena akan membuat komponen kopling mobil rusak.
Setelah Melewati Banjir
Setelah melewaati banjir, jangan langsung memacu mobil. Tetap dengan putaran mesin dan kecepatan mobil yang sama dan konstan, dengarkan apakah ada sesuatu yang janggal seperti gejala selip, bau hangus, atau suara tidak wajar.
Pastikan rem mobil tidak terkendala dengan menekannya beberapa kali untuk mengeringkan rem dan mengecek performanya. Memeriksa panel instrumen mobil dan pastikan tidak ada indikator yang menyala tanda ada sesuatu yang tidak beres.
Perlahan naikkan posisi gigi transmisi untuk melihat apakah ada masalah seperti kecepatan mobil tidak bertambah untuk mobil matik atau mobil tidak dapat melaju akibat kopling selip pada mobil manual. Periksa saluran gas buang atau knalpot dari sampah yang menempel karena berpotensi menimbulkan api saat sampah telah kering.
Baca juga: Agar Aman dan Selamat di Jalan, Begini Cara Merawat Bus Sebelum Mengantarkan Penumpang