Mobilkomersial.com — Melalui ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022, PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) telah menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Hal tersebut dibuktikan dengan memperkenalkan model terbarunya yaitu Hino Dutro 136 HDL 6×2 XtraLong yang merupakan model truk tugas ringan (light duty) pertama di Indonesia yang berkonfigurasi 6×2 atau memiliki jumlah 10 roda.
Baca Juga: ‘Usaha Tak Menghianati Hasil’, Begitulah Kehadiran Hino Selama 40 Tahun di Indonesia
COO – Director PT HMSI, Santiko Wardoyo mengungkapkan bahwa truk itu dirancang berdasarkan basis Dutro 136 HDL 4×2. Meski truk tersebut masih sekedar konsep atau prototipe, dirinya mengaku bahwa truk yang disebut sebagai ‘Mini Tronton’ itu akan segera diproduksi massal.
“Ini masih konsep. Tapi yang kita tahu, belum ada pabrikan yang menghadirkan light duty truck berkonfigurasi 6×2 atau yang disebut Mini Tronton. Jadi, nanti ini akan menjawab permintaan pasar khususnya di daerah yang membutuhkan kendaraan angkut barang seperti sawit atau perkebunan dengan muatan besar di jalan sempit,” ungkapnya saat ditemui di GIIAS 2022.
Memiliki GVW hingga 14.000 kg (14 Ton), Hino Dutro 136 HDL 6×2 ini diklaim memiliki aksesibilitas yang baik pada pengoperasian jalan yang sempit dan cocok untuk kebutuhan aplikasi bodi tangki CPO (Crude Palm Oil) di area perkebunan, sehingga tetap produktif dan sesuai regulasi.
Baca Juga: Hino Masuki Segmen Baru di Indonesia, Jadi Penantang L300 dan Traga?
Selain itu, secara dimensi pun juga diklaim tetap sama dengan versi 4×2 dimana panjangnya mencapai 7.185 mm, lebar 1.955 mm dan tinggi 2.153 mm. Hanya saja, versi 6×2 ini mendapat satu sumbu roda tambahan di belakang dan panjang karoseri sekitar 5,8 m.
“Dengan tambahan sumbu roda di belakang, menurut regulasi nantinya menjadi 10 ton dengan GVW-nya 14 ton. Dengan begitu, mini tronton ini bisa membawa beban lebih berat namun tetap dengan regulasinya. Sementara regulasi versi 4×2 hanya 5 ton,” paparnya.
Santiko menambahkan bahwa Dutro 136 HDL 6×2 ini akan segera memenuhi kebutuhan para pelaku usaha perkebunan sawit. Menurutnya, di Indonesia sendiri, pasar perkebunan sawit kini di dominasi dari pulau Jawa seperti Sumatera dan juga Sulawesi.
Baca Juga: Truk Listrik Hino Dutro Z EV Tampil Perdana, Curi Perhatian GIIAS 2022
“Pasar terbesarnya dari luar pulau Jawa. Kebanyakan Sumatera dan Sulawesi karena selain jalannya yang sempit, di sana merupakan penghasil terbesar hasil perkebunan seperti sawit sehingga mereka butuh truk CPO yang bisa bawa lebih banyak,” tegasnya.
“Setelah ini kita akan daftarkan untuk regulasi supaya dalam waktu dekat Dutro tronton ini bisa dioperasikan beberapa perusahaan. Saya harapkan di akhir tahun ini atau di awal tahun depan bisa meluncur secara resmi sekalian mengurus surat uji tipenya,” sambung Santiko.
Ketangguhan Dutro 136 HDL 6×2 ini hadir pada sasis yang memiliki rangka kuat setebal 6mm yang dilengkapi dengan inner reinforcement, keling penguat dan desain baru dari cross member tanpa lubang yang semakin menambah kekokohan sasis mini tronton tersebut.
Baca Juga: Pasar Bus Naik Pasca Pandemi, Hino Siapkan Fitur dan Layanan yang Nyaman dan Aman
Selain itu, mini tronton ini juga dilengkapi dengan suspensi tipe Trunnion yang dapat membantu penggunaan pada jalan tidak rata serta memberikan daya angkut untuk menopang beban yang lebih besar ditambah Torque ROD System sebagai rigiditas suspensi.
Secara teknis, Hino Dutro 136 HDL 6×2 ini dipersenjatai dengan mesin diesel common rail Euro 4 bermodel N04C-WY 4-silinder segaris, VNT, Intercooler, berkapasitas 4.009cc yang sanggup menghasilkan tenaga sebesar 134 dk di putaran 2.500 rpm dan torsi 392 Nm di kisaran 1.400-2.500 rpm.
Mesin yang sudah dibekali dengan sistem kendali gas buang tersebut didukung dengan transmisi baru RE61 6-percepatan dengan rasio perbandingan gigi akhir sebesar 6.428 yang terkombinasi untuk mengasilkan akselerasi dan kecepatan yang optimal.
Baca Juga: Cara Ampuh Hino Galakkan Kampanye Keselamatan Berkendara Truk dan Bus di Indonesia