Jakarta, MobilKomersial.com – Sistem pengeraman merupakan hal yang sangat penting pada kendaraan saat melaju di jalan. Sistem ini berfungsi mengurangi kecepatan atau menghentikan kendaraan dengan cepat.
Tanpa pengereman yang bagus, keselamatan pengemudi dan penumpang menjadi taruhan. Bahkan, bisa juga pengendara lain ikut menjadi korban.
Guna mendukung kinerja komponen sistem pengereman agar tetap baik, dibutuhkan minyak rem atau brake fluid. Cairan tersebut berperan sebagai mediator dalam menghantarkan tekanan dari master silinder atas ke bagian kaliper yang menghasilkan gerakan penghentian.
Menentukan pilihan minyak rem yang akan dipakai pada kendaraan adalah hal yang mutlak karena menjadi jantung dari seluruh sistem pengereman. Semakin bagus minyak rem, maka kinerja rem juga semakin optimal.
Namun, bagi sebagian pemilik kendaraan, memilih minyak rem bisa sangat membingungkan karena banyaknya merek yang tersedia di pasaran. Selain itu, memilih minyak rem harus juga harus mengikuti standar yang ditetapkan pabrikan kendaraan.
Baca juga: Cuma Screenwash Concentrate Wealthy yang Mengerti Kebutuhan Kaca Mobil dan Wiper
Saat memilih minyak rem, ada beberapa standar yang dibedakan dari tingkat didihnya dan yang paling banyak digunakan saat ini adala DOT4. DOT sendiri adalah kependekan dari standar Department of Transportation (DOT) yang bekerja sebagai penentu.
CEO PT Wealthy Group Arief Hidayat menjelaskan, minyak untuk pengereman ini tidak boleh diisi ulang menggunakan merek atau DOT yang berbeda karena bisa akan menyebabkan reaksi negatif.
Pemerhati Otomotif ini mengungkapkan bahwa ketika proses pengereman dilakukan, tekanan hidrolis yang diaktifkan oleh silinder master dibutuhkan agar dapat mendorong piston pada kaliper untuk menjepit piringan cakram. Sehingga proses pengereman dapat memperlambat laju putaran roda.
”Tenaga hidrolik ini disalurkan ke semua sistem melalui selang rem. Meskipun begitu, cairan ini mudah sekali menyerap panas yang berasal dari kaliper maupun gesekan dengan permukaan saluran selang remnya,” ungkapnya Arief.
Baca juga: Klakson yang Tak Bikin Gaduh Hanya Ada di Wealthy
Sebagian besar jenis cairan rem ini menggunakan formulasi yang bersifat menyerap air bernama polyalkylene Glycol Ether. Dimana, bila dicampur dengan air minyak rem ini tidak berubah meski sifatnya sudah berubah.
”Hampir semua minyak rem itu mengandung air, jadi dari kandungan air tersebut yang mengakibatkan perubahan temperatur pada sistem pengereman. Dan minyak rem yang bagus itu tidak butuh viscocity (indeks kekentalan),” kata dia.
Ia menerangkan, viscocity minyak rem akan berubah ketika temperatur berubah. Saat temperatur tinggi maka viskositasnya menjadi lebih kecil alias lebih encer. Jika kental tidak sampai ke kaliper, jadi tidak boleh ada viscocity. Jadi ketika harus rem dan harus berhenti.
Baca juga: Gampang Banget, Begini Cara Membersihkan Rem di Musim Hujan
”Nah, temperatur yang ada di kaliper, 450 derajat celcius itu merembet terus kemudian dia turun lagi. Chemical yang bisa menerima temperatur tinggi dan minus 40 derajat, material apa yang bisa bertahan yang ada cuma satu saat ini, yaitu glycol,” terangnya.
”Glycol itu bermacam-macam, ada dietylin glycol (dua etylin glycol) dan glycol. Yang jadi permasalahan di pasar, mereka pakai yang mana untuk minyak rem. Jika mereka pakai etylin glycol pasti lebih murah dan jika pakai dietylin glycol pasti lebih mahal (harganya),” lanjutnya.
Dirinya menyampaikan, perbedaaanya tersebut dari kandungannya untuk mempengaruhi temperatur. Dietylin glycol diklaim lebih tinggi dan minusnya lebih rendah, jadi dengan temperatur tinggi pada pengereman, minyak rem harus menggunakan glycol.
Baca juga: Inilah Salah Satu Senjata Andalan Bengkel Wealthy Service Center Merawat Mesin Mobil Customer
”Glycol pun mempunyai kekurangan yaitu sebagai penghasil karat terbaik (penyerap air). Jadi material minyak rem ditambahkan anti karat. Untuk mencegahnya adalah menaruh zat anti karat, tapi kalau kebanyakan anti karat dia akan mengandung air (airnya banyak). Jadi minyak rem itu satu produk yang sangat susah. Harus pas semuanya,” ucapnya.
Untuk kondisi yang mengalami perubahan temperatur seperti panas berubah ke dingin nantinya akan menimbulkan bakteri atau lumut. Untuk menghilangkannya, minyak rem harus ditambah lagi zat anti jamur.