MobilKomersial.com — Kesehatan mesin kendaraan seringkali ditentukan dari hal-hal kecil yang luput dari perhatian, salah satunya adalah oksidasi oli. Proses ini adalah pemecahan kimia oli mesin akibat reaksinya dengan oksigen seiring waktu.
Panas, tekanan, dan kontaminan seringkali menjadi faktor yang mempercepat proses ini. Saat oksidasi terjadi, oli dapat mengental, membentuk lumpur, dan menghasilkan senyawa asam yang berpotensi menimbulkan korosi pada komponen mesin.
Baca Juga: Punya Kualitas Premium, Seluruh Oli Mesin Wealthy Gunakan Standar Tertinggi
Arief Hidayat, M.Eng., seorang pakar otomotif sekaligus CEO & Founder PT Welty Indah Perkasa (Wealthy Group) memaparkan bahwa ada beberapa indikator utama yang dapat dilihat dari proses oksidasi oli.
Menurutnya, tanda-tanda oksidasi oli dapat dikenali dari beberapa hal, seperti bau yang tidak sedap (foul odor), perubahan warna menjadi lebih gelap (darkening), peningkatan viskositas (viscosity increase), dan peningkatan nilai asam (AN increase).

“Bahkan, oli yang sangat teroksidasi juga dapat dideteksi melalui FTIR Oxidation (infrared spectroscopy),” ungkapnya kepada MobilKomersial.com, Selasa (5/8/2025).
Lebih jauh, dirinya juga menjelaskan bahwa meskipun oksidasi oli saja tidak dapat secara langsung menunjukkan kondisi lengkap mesin, hal ini memberikan wawasan berharga tentang apa yang mungkin terjadi di dalam mesin.
“Peningkatan tingkat oksidasi oli dapat mengindikasikan bahwa oli telah digunakan dalam jangka waktu lama, telah terpapar suhu tinggi, atau telah berinteraksi dengan kontaminan seperti bahan bakar, cairan pendingin, atau partikel logam,” tambah Arief.
Baca Juga: Rutin Bersihkan EGR Bisa Cegah Mesin Diesel Tersendat
Ia juga menjelaskan bahwa hal ini bisa menjadi petunjuk bahwa mesin bekerja lebih panas dari biasanya, mengalami kebocoran, atau berada di bawah beban berat.
Oksidasi oli adalah salah satu alasan utama mengapa oli harus diganti secara berkala. Oli yang sangat teroksidasi kehilangan sifat pelumasnya, sehingga kurang efektif dalam melindungi suku cadang mesin dari keausan.
Arief menekankan bahwa jika oksidasi oli terjadi dengan cepat atau mencapai tingkat ekstrim, hal ini dapat menjadi gejala dari masalah mesin yang lebih serius, seperti panas berlebih, perawatan yang buruk, atau penggunaan jenis oli yang salah.

“Untuk menjaga kesehatan mesin, penggantian oli secara teratur dan penggunaan oli berkualitas tinggi sangat penting untuk mengurangi dampak negatif oksidasi,” saran Arief.
Ia juga menambahkan bahwa analisis oli (seperti pengujian oli bekas) dapat mendeteksi oksidasi dan sifat lainnya, memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kondisi oli dan mesin secara keseluruhan.
Baca Juga: Pakai Wealthy Power Steering Fluid Untuk Cegah Kebocoran dan Kerusakan Pada Sistem Kemudi Mobil
Sebagai kesimpulan, meskipun oksidasi oli bukanlah satu-satunya ukuran kondisi mesin, ini adalah faktor penting yang dapat menandakan potensi masalah, terutama jika dikombinasikan dengan pengamatan lain seperti suhu mesin yang tidak normal atau kebocoran oli.
“Memantau oksidasi oli melalui pemeriksaan rutin dan analisis oli dapat membantu menjaga kesehatan mesin dan mencegah masalah yang lebih besar,” pungkas Arief Hidayat M.Eng.