MobilKomersial.com — Di tengah gempuran tren kendaraan niaga ringan yang kian melirik kenyamanan transmisi otomatis, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengambil langkah tegas untuk mempertahankan ‘gigi kopling’ alias transmisi manual pada jagoan utamanya, Carry.
Keputusan ini bukanlah tanpa kalkulasi. Alih-alih mengikuti jejak kompetitor, Suzuki berpegangan teguh pada filosofi yang berbeda untuk segmen komersial yakni efisiensi, ketangguhan, dan biaya operasional rendah adalah raja.
Baca Juga: Mengupas Kembali Canggihnya Fitur Super Select 4WD Pada Mitsubishi Triton
“Untuk Carry-nya sendiri, pickup sendiri, sampai dengan saat ini preferensi konsumen masih ke transmisi manual,” tegas Dony Ismi Saputra, 4W Deputy Managing Director PT SIS kepada wartawan, Sabtu (18/20/2025) kemarin.
Dony menjelaskan bahwa kriteria membeli (point of consideration to buy) untuk kendaraan niaga sangat berbeda dengan mobil penumpang. Pebisnis dan pelaku usaha cenderung tidak menjadikan kenyamanan transmisi otomatis sebagai prioritas utama.

“Kalau kita bicara tentang kendaraan niaga, point consideration to buy-nya agak sedikit berbeda, lebih ke arah maintenance cost dan operation cost,” jelas Dony.
Transmisi manual dianggap lebih sederhana perawatannya, memiliki daya tahan yang teruji dalam beban kerja berat, dan secara umum menawarkan efisiensi bahan bakar yang lebih baik seperti faktor krusial dalam menekan biaya operasional harian.
Langkah Suzuki ini kontras dengan beberapa kompetitor, seperti Daihatsu Gran Max, yang sudah menawarkan opsi transmisi otomatis, meski baru terbatas pada versi model blind van, bukan pada model pikapnya.

Menanggapi perbandingan tersebut, Dony buru-buru meluruskan bahwa Suzuki juga memiliki opsi transmisi otomatis di segmen komersial lain. Seperti model Suzuki APV yang juga memiliki model minibus dan blind van.
“Produk sebelah? (Daihatsu Gran Max) Maksudnya itu kan mereka baru ada di blind van-nya. Di APV kan ada blind van. APV dari pertama kali kita perkenalkan sudah ada transmisi matic, dan kalau kita bicara, APV masih kita jual,” ujarnya.
Namun, untuk model pikap Suzuki Carry, Suzuki menegaskan sikapnya bahwa tidak ada pembaruan transmisi otomatis dalam waktu dekat untuk salah satu model kendaraan komersial legendaris tersebut.

Pikap Suzuki Carry sendiri dibekali mesin tangguh K15B-C berkapasitas 1.462 cc, 4-silinder, dengan teknologi multi-point injection. Mesin ini sanggup memuntahkan tenaga hingga 95,6 dk pada 5.600 rpm dan torsi puncak 135 Nm pada 4.400 rpm.
Dengan demikian, perpaduan performa yang memadai dan reputasi irit bahan bakar inilah yang membuat Suzuki Carry tetap menjadi tulang punggung andalan bagi para pelaku usaha di seluruh wilayah Indonesia.
Dari sisi kelengkapan, pikap Carry tetap menyesuaikan kebutuhan niaga dengan fitur-fitur penting, seperti power steering, immobilizer, hingga kelengkapan seperti fire extinguisher, dan opsi kenyamanan seperti AC dan audio untuk tipe tertentu.
Keputusan Suzuki untuk mempertahankan ‘gigi manual’ pada pikap Carry jelas merupakan strategi yang berakar kuat pada pemahaman mendalam terhadap karakter dan kebutuhan nyata konsumen kendaraan niaga yang fokus pada daya tahan, efisiensi, dan keandalan.











