MobilKomersial.com — Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat menghadirkan Teman Bus yaitu layanan angkutan perkotaan dengan skema Buy The Service atau pemerintah membeli setiap kilometer pelayanan angkutan yang dilaksanakan oleh operator yang saat ini telah hadir di 11 kota.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Tatan Rustandi mengungkapkan bahwa pertumbuhan kendaraan pribadi di Indonesia per tahunnya mencapai 8%. Kerugian ekonomi akibat kemacetan di kota – kota besar seperti Jakarta bisa mencapai Rp64 Triliun per tahun.
“Sementara untuk wilayah Semarang, Surabaya, Bandung, Medan dan Makassar kerugiannya sekitar Rp12 Triliun per tahun. Karena adanya pertumbuhan kendaraan pribadi yang terus menerus maka dapat menciptakan penurunan kualitas udara,” kata Tatan.
Baca juga: Cara Mudah Periksa Oli Matik Masih Bagus Atau Harus Flushing
Selain itu, kata Tatan, banyaknya kendaraan bermotor di jalan juga mendorong terjadinya kemacetan. Berdasarkan data yang dihimpun TomTom Traffic Index 2023 tentang peringkat angka kemacetan di dunia, Jakarta menempati peringkat ke – 29 dengan rata – rata waktu tempuh yaitu 22 menit 40 detik per 10 kilometer perjalanan.
“Oleh karena itu diperlukan suatu sistem transportasi perkotaan berbasis angkutan umum massal seperti Teman Bus dengan skema BTS ini. Bus dipilih karena kota-kota di Indonesia memiliki jalan yang relatif sempit, sehingga lebih sesuai untuk implementasi bus,” ujarnya.
Sejak keberadaannya pada tahun 2020 hingga 2024, lanjut Tatan sebanyak lebih dari 71 juta orang sudah merasakan manfaat penggunaan Teman Bus. Preferensi pengguna sepeda motor (R2) yang menggunakan layanan BTS pada skala nasional sebesar 72% di tahun 2023.
Baca juga: PO Adhi Putra Rilis Sleeper Bus Baru Pakai Mesin Depan
“Sedangkan, preferensi pengguna mobil (R4) yang menggunakan layanan BTS pada skala nasional sebesar 23% di tahun 2023. Adapun, layanan ini didukung oleh elektrifikasi dan digitalisasi,” ungkapnya.
Menurut Tatan, Teman bus sendiri hadir di beberapa kota seperti Trans Semanggi Suroboyo di Surabaya yang sudah melayani masyarakat dengan 14 unit bus listrik berukuran sedang. Selain itu, Trans Metro Pasundan di Bandung pun menghadirkan 8 unit bus listrik berukuran sedang.
“Untuk mengoptimalkan pelayanan angkutan umum ini dilakukan pengintegrasian layanan melalui Super App Mitra Darat. Masyarakat bisa melakukan tracking bus, melihat informasi rute dan koridor, memantau informasi kedatangan bus dan juga mengecek detil halte terdekat,” imbuhnya.
Sampai saat ini , tambah Tatan, ada sebanyak 12 koridor bus dan 3 koridor feeder di 5 wilayah yang sudah dialihkan pelayanannya ke pemerintah daerah. Koridor tersebut dikatakan telah sukses dilakukan stimulus pelayanan angkutan umum melalui skema Buy The Service (BTS) sehingga bisa dilanjutkan oleh pemerintah daerah setempat.
Baca juga: Berstatus CKD, GWM Haval Jolion HEV Resmi Dijual Rp 405 Juta