MobilKomersial.com — Hyundai Motor Company mengumumkan bahwa model truk listrik sel bahan bakar hidrogen, XCient Fuel Cell, telah berhasil melampaui jarak tempuh hingga 10 juta km secara kumulatif dalam penggunaannya di Swiss.
Melansir keterangan resminya pada Kamis (13/6/2024), pencapaian ini dicapai hanya dalam waktu tiga tahun delapan bulan sejak Xcient Fuel Cell memulai pengoperasian armadanya di Swiss pada bulan Oktober 2020 lalu.
Baca Juga: Pengembangan Toyota Hilux Hidrogen Masuki Tahap Akhir, Intip Spesifikasinya
Keberhasilan ini menandai tonggak sejarah bagi industri truk tugas berat (heavy duty) listrik sel bahan bakar hidrogen yang diproduksi secara massal serta menjadi sebuah bukti keandalan Hyundai dalam mengembangkan teknologi sel bahan bakar hidrogen kelas dunia.
Saat ini, sebanyak 48 unit truk Hyundai XCient Fuel Cell telah beroperasi di Swiss. Dimana, truk tersebut dipersenjatai dengan dua sistem sel bahan bakar berdaya total 180 kW dan motor listrik (e-motor) bertenaga 469 dk (350 kW) yang memberikan jangkauan maksimum lebih dari 400 km.
Dibandingkan dengan armada truk diesel biasa atau konvensional yang dikliam dapat mengeluarkan sekitar 6.300 ton karbon dioksida dalam jarak akumulasi 10 juta km, truk listrik Hyundai XCient Fuel Cell justru mampu memberikan pengurangan emisi karbon yang signifikan.
Semua truk Hyundai XCient Fuel Cell yang beroperasi di Swiss tersebut hanya menggunakan ‘hidrogen hijau’ alias tidak ada karbon yang dikeluarkan selama proses produksi, sehingga berkontribusi pada terciptanya rantai nilai hidrogen ramah lingkungan di Eropa.
Baca Juga: Daimler Truck Bakal Ekspor Sistem Hidrogen Hijau dari UEA Untuk Angkutan Barang
Hyundai Motor tidak hanya memasok truk XCient Fuel Cell di Swiss tetapi juga mendukung dan berpartisipasi aktif dalam penciptaan ekosistem hidrogen komersial, termasuk seluruh rantai nilai produksi, infrastruktur pengisian daya, dan konsumsi hidrogen.
Dikenal karena keandalan dan keramahan lingkungannya, truk Hyundai XCient Fuel Cell ini juga telah digunakan di 10 negara termasuk Amerika Serikat (AS), Swiss, Jerman, Prancis, Belanda, Selandia Baru, Korea, Israel, Arab Saudi, dan Uni Emirates Arab (UEA).