MobilKomersial.com — Pelumas atau oli memegang peran kunci dalam menjaga kinerja mesin kendaraan dengan memberikan pelumasan yang diperlukan untuk menjaga komponen mesin tetap berfungsi secara optimal.
Untuk itulah, salah satu perawatan yang sangat penting untuk menjaga kondisi mesin kendaraan adalah penggantian oli mesin secara berkala.
Baca Juga: Ganti Oli Mesin Berdasarkan Jarak atau Waktu?, Ini Kata Ahlinya
Namun, dalam melakukan pergantian oli, ada berbagai jenis oli mesin yang tersedia untuk kendaraan, termasuk oli dengan spesifikasi ‘Semi Synthetic’ dan ‘Full Synthetic’. Lalu, apa sebenarnya perbedaan antara kedua jenis oli tersebut?
Perbedaan antara oli Semi Synthetic dan Full Synthetic
Diketahui, standar tertinggi pelumas mesin saat ini adalah API SP untuk mesin bensin dan CK-4 untuk mesin diesel yang dikeluarkan resmi oleh American Petroleum Institute (API) yang merupakan sebuah asosiasi perdagangan dan lembaga penguji, serta pemeriksa kualitas pelumas.
Namun, dengan diterbitkannya peraturan pihak API yang mengijinkan pabrikan pelumas untuk dapat memproduksi oli dengan berbagai macam tingkat kualitas, maka banyak pelumas dipasaran yang memiliki API SP dengan standar mineral dan semi synthetic.
Faktanya, kelebihan dari API SP dapat menghilang dari yang seharusnya dicapai, walaupun memiliki API SP/ILSAC GF 6A, karena semi synthetic atau synthetic blend maka keandalan dari API SP tidak berbeda dengan API SN/SN+.
Baca Juga: Mengenal Total Base Number yang Ada di Kandungan Pelumas Mesin
Dengan kata lain, API SP yang masih menggunakan standar semi synthetic, keunggulan atas oli yang bersih dari lumpur jadi tidak terpenuhi, chain wear protection, fuel effisiensi, dan kestabilan dari viscositas tidak berubah dari oli dengan API yang terdahulu.
Kendati demikian, atas dasar itulah, CEO PT Welty Indah Perkasa (Wealthy), Arief Hidayat mengungkapkan bahwa setiap merek oli mungkin dapat membuat API SP namun tidak semua merek oli dapat membuat oli yang berkualitas.
“Setiap merek dapat membuat API SP dan memenuhi semua peraturan yang dituangkan dalam peraturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh API/ILSAC, tetapi bukan berarti setiap merek membuat oli yang berkualitas,” tegasnya kepada MobilKomersial.com, Jum’at (24/5/2024).
Menurutnya, perbedaan antara oli semi synthetic dan full synthetic dari API SP/ILSAC GF6A atau 6B bukan saja dari group base oil yang digunakan tetapi juga kelas additive yang dicampurkan mempunyai kualitas yang berbeda.
Baca Juga: Dampak Buruk Memilih Oli Berkualitas Rendah, Mesin Bisa Rusak Permanen
Secara persentase, oli dengan spesifikasi full synthetic memiliki kandungan sintetik hingga 100% alias tanpa kandungan mineral. Sedangkan oli semi synthetic memiliki kandungan sintetik yang hanya sekitar 25%, yang artinya sekitar 75%-nya merupakan kandungan mineral.
“Oli yang memiliki kandungan sintetik yang lebih tinggi tentunya lebih baik, karena lebih tahan panas, memberikan pelumasan yang baik, dan memiliki kemampuan yang lebih baik untuk melindungi mesin,” terang Arief.
Arief juga mengatakan, jika menggunakan oli yang memiliki kandungan mineral (mineral base oil), banyak kasus mobil mengalami endapan lumpur pada komponen mesin saat oli sudah mulai rusak yang mengakibatkan mesin tidak bekerja secara optimal hingga kerusakan pada mesin.
Baca Juga: Pakai Kandungan Berkualitas, Jajaran Oli Wealthy Cegah Mesin Mobil Berlumpur
“Mineral base oil itu dapat menyebabkan polusi karena tidak bekerja maksimal pada mesin mobil serta bisa menyebabkan mobil kurang tenaga dan malah jadi boros, kalau synthetic base oil lebih ramah lingkungan, tidak meningalkan lumpur, mesin lebih efisian dan irit bbm,” imbuhnya.
Di Wealthy sendiri, lanjut Arief telah menggunakan full synthetic base oil pada semua produknya seperti Apogeo, Energine, Optimus, Ultimax hingga Beste transmission fluid sehingga dapat memberikan perlindungan maksimal bagi mesin kendaraan serta merawat mesin dengan baik.