MobilKomersial.com — Jauh sebelum truk-truk buatan Jepang, seperti Toyota, Mitsubishi dan Hino memadati jalanan di Indonesia seperti saat ini, truk-truk buatan Amerika dan Eropa telah lebih dulu melibas berbagai sektor dan medan di Indonesia.
Seperti Thames Trader yang menjadi salah satu truk buatan Eropa yang melegenda di Tanah Air. Bahkan, pada eranya, masyarakat menyebut truk ini sebagai bukti kejayaan truk Inggris di Indonesia.
Baca Juga: Napak Tilas Truk Mercedes-Benz L-Series, Si ‘Bagong’ Legendaris Indonesia
Diketahui, Thames Trader merupakan truk buatan Ford Motor yang diproduksi di pabrik Ford di Degenham mulai dari tahun 1957 hingga 1965. Pada periode tersebut semua kendaraan komersial Ford dilabeli dengan brand Thames.
Jika merek seperti Austin, Jaguar, Land Rover menjadi ikon Inggris untuk segmen pasar kendaraan penumpang di Indonesia, maka pada segmen pasar kendaraan niaga merek Ford Thames Trader menyandang predikat sebagai ikon karena populasinya yang cukup banyak.
Dilansir dari berbagai sumber, di Indonesia, Thames Trader masuk melalui importir NV Indonesia Republic Motor Company yang populasinya kala itu cukup tinggi yang tercatat 1.500 unit Thames Trader masuk ke Tanah Air secara CBU dan sebanyak 3.000 unit masuk secara CKD.
Selama masa produksinya tersebut, Thames Trader hadir dalam dua generasi produksi. Generasi pertama muncul mulai tahun 1957-1962, sedangkan generasi kedua hadir tahun 1962-1965 dan hadir dalam beberapa varian, diantaranya Mk 1, Mk 2 dan NC.
Baca Juga: Menilik Sejarah Berdirinya PO Raya, Berawal Dari Bisnis Truk
Mesin truk Thames Trader terdiri dari dua macam, yaitu mesin berjenis bensin dan mesin berjenis diesel atau untuk berbahan bakar solar, dimana varian mesin diesel hadir belakangan dibandingkan dengan varian bensin.
Di Indonesia Thames Trader hadir dengan mesin diesel 6 silinder-segaris, OHV, berkapasitas 5.416 cc yang diklaim dapat menghasilkan tenaga maksimal sebesar 109 dk di putaran 2.500 rpm dengan torsi puncak sebesar 343 Nm di putaran 1.500 rpm.
Sementara itu, untuk mesin bensin dari Thames Trader ini merupakan mesin 6-silinder segaris, OHV berkapasitas 4.888 cc yang sanggup menghasilkan tenaga sebesar 113 dk di putaran 3.000 rpm dan torsi puncak mencapai 338 Nm di putaran 1.300 rpm.
Meski yang dijumpai di Indonesia umumnya mengusung 6 silinder, tetapi truk ini sebenarnya juga tersedia dalam versi 4 silinder, OHV berkapasitas 3.261 cc yang menghasilkan tenaga 74 dk di putaran 3.000 rpm dan torsi yang mencapai 222 Nm di putaran 1.600 rpm.
Baca Juga: Eksistensi Truk Volvo FH Selama 3 Dekade, Jadi Game Changer Pasar Truk Dunia
Berbeda dengan truk masa kini yang cukup sulit untuk mengetahui serinya karena bentuknya yang mirip-mirip, truk Thames Trader sangat mudah dikenali. Bentuknya begitu khas dengan moncong yang tidak terlalu panjang seperti Toyota A-Series atau yang dikenal dengan Toyota Buaya.
Model truk ini bervariasi mulai dari rentang berat 2 ton hingga 7 ton. Sepanjang masa kejayaannya, Thames Trader cukup menjadi primadona di sektor angkutan yang sering dijumpai di berbagai jalanan besar di Tanah Air, terlebih di pelabuhan-pelabuhan.
Tinggi popularitas Thames Trader di Indonesia, selain untuk angkutan truk, Thames Trader juga kerap banyak dikonversi menjadi angkutan umum seperti bus, salah satu PO (Perusahaan Otobus) yang pernah mengoperasikan bus Trader adalah PO Kalisari, dan PO Sumeh.
Bahkan, di negeri asalnya yaitu Inggris, Thames Trader kerap dikonversi oleh perusahaan layanan transportasi sebagai angkutan umum bus tingkat atau double-decker yang sekaligus diklaim menjadi salah satu pelopor bus tingkat di Inggris.
Baca Juga: Sejarah PO Rosalia Indah: Dari 1 Unit Colt Diesel Hingga Miliki Bus Double Decker Terbanyak
Kiprah truk Thames Trader akhirnya telah diteruskan kembali oleh Ford Series pada akhir tahun 1965-an yang sekaligus melepas emblem Thames Trader dan kembali menggunakan logo Blue Oval khas dari Ford Motor Company.
Jauh dari masa keeemasannya, saat ini, truk Thames Trader tak lagi mudah dijumpai bahkan bisa dikatakan sudah ‘punah’. Walaupun dalam bentuk truk tak lagi mengaspal, tetapi mesin Thames Trader diklaim masih banyak dijumpai untuk kebutuhan produksi usaha-usaha rakyat.