MobilKomersial.com — Sejak pertama kali masuk ke pasar otomotif Indonesia pada 1960 silam, Isuzu telah menjadi merek otomotif kepercayaan masyarakat dalam memenuhi berbagai bentuk kebutuhan mobilitas baik sebagai kendaraan penumpang maupun komersial.
Namun, pada tahn 2008 lalu, PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) selaku agen pemegang merek (APM) Isuzu di Indonesia ini telah menegaskan bahwa saat ini, Isuzu lebih fokus memprioritaskan segmen kendaraan niaga ketimbang penumpang.
Baca Juga: Isuzu Serahkan 67 Unit All New D-Max Double Cabin ke Perusahaan Pertambangan
Padahal, sebelumnya. pabrikan asal Jepang ini memiliki salah satu produk kendaraan penumpang yang cukup legendaris di masyarakat Indonesia yaitu Isuzu Panther yang telah dipurnatugaskan alias stop produksi pada tahun 2021 lalu.
Kendati demikian, Ernando Demily, President Director PT IAMI mengungkapkan bahwa meski transisi segmen bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, namun, kini Isuzu mengaku telah berhasil memfokuskan diri di segmen kendaraan niaga.
“Perpindahan dari sektor kendaraan penumpang ke sektor kendaraan niaga mulai tahun 2008 tentu tidaklah mudah. Tapi, keseriusan kami dalam pengembangan kendaraan niaga di Indonesia telah nyata dibuktikan,” ungkapnya di JCC, Senayan, Jakarta, baru-baru ini.
Ernando menambahkan bahwa salah satu faktor kesuksesan Isuzu di pasar kendaraan niaga terdapat dari pesatnya perkembangan produk dari Elf hingga truk Isuzu Giga yang sudah masuk dan cukup mendominasi pasar kendaraan niaga secara global termasuk di Indonesia.
Baca Juga: Profil Isuzu D-Max Single Cabin, Pikap Tangguh Penakluk Medan Tambang
“Adopsi teknologi yang dibawa dari Jepang melalui Isuzu Giga dan Isuzu Elf hingga pengembangan produk dalam negeri melalui Isuzu Traga merupakan jejak langkah Isuzu yang jelas dan notable bagi industri kendaraan niaga baik di dalam negeri maupun global,” terangnya.
“Hal ini tentunya tidak terlepas dari keberhasilan Isuzu dalam melakukan transisi dari standar emisi Euro 2 ke Euro 4. Pengalaman dalam menggunakan teknologi mesin common-rail dan pengalaman aftersales selama lebih dari 10 tahun membuat Isuzu dapat melakukan transisi dengan mulus,” tambah Ernando.