MobilKomersial.com — Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat mendorong seluruh lapisan masyarakat dan pemangku kepentingan untuk semakin aktif menggunakan angkutan umum yang dinilai sebagai salah satu jalan keluar untuk menyiasati kenaikan harga BBM.
“Saat ini konsumsi BBM didominasi oleh kendaraan pribadi, baik kendaraan roda dua maupun roda empat yang mencapai 97%. Penyebabnya adalah dominasi pergerakan masyarakat yang masih dilayani oleh kendaraan pribadi, terutama di kawasan perkotaan,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Hendro Sugiatno beberapa waktu lalu.
Baca juga: Usung Konsep Baru, GJAW 2023 Siap Dongkrak Penjualan Industri Otomotif Indonesia
Menurut Hendro, pemerintah terus mendorong masyarakat dalam penggunaan angkutan umum di wilayah perkotaan di seluruh Indonesia melalui pengembangan Bus Rapid Transit (BRT) dengan skema buy the service (BTS).
“Adapun skema BTS ini hadir dengan tujuan untuk memberikan stimulus pengembangan angkutan penumpang umum perkotaan, meningkatkan minat penggunaan angkutan umum, serta untuk memberikan kemudahan mobilitas masyarakat di kawasan perkotaan,”ujarnya.
Baca juga: PTBA Tambah 5 Unit Bus Listrik Untuk Antar Jemput Karyawan di Pelabuhan Tarahan

Hingga saat ini, kata Hendro, upaya membangun angkutan umum perkotaan masih terus dilakukan oleh Ditjen Perhubungan Darat. Pemantapan program yang sudah berjalan dan pengembangannya akan terus dilakukan oleh Kemenhub
“Ke depannya, Kemenhub melalui Ditjen Hubdat akan melakukan berbagai hal untuk menekan konsumsi BBM dengan beberapa cara salah satunya melakukan pendampingan pada kota-kota yang sudah mengembangkan angkutan umum sehingga kota-kota tersebut akan menemukan cara untuk mengoptimalkan pelayanannya yang ditunjukkan dengan meningkatnya daya angkut dan jumlah penumpang di setiap tahunnya,” ungkapnya.
Baca juga: PTBA Tambah 5 Unit Bus Listrik Untuk Antar Jemput Karyawan di Pelabuhan Tarahan
Kolaborasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pelaku usaha jasa angkutan, dalam hal ini Organda yang tersebar di setiap daerah, lanjut Hendro memang menjadi tantangan utama agar pengembangan angkutan umum perkotaan dapat cepat terlaksana.
“Kami juga memberikan pelayanan kepada masyarakat di daerah-daerah yang sulit terjangkau karena topografi dan kondisi geografis, yang diwujudkan melalui program angkutan perintis. Tak kurang dari 336 trayek angkutan jalan perintis dan 6 lintasan subsidi perintis angkutan barang yang tersebar di berbagai daerah Indonesia,” imbuhnya.
Baca juga: 2 Pabrikan Truk Jepang di Indonesia Tak Masalah Gunakan Biodiesel B35