Mobilkomersial.com — Bagi pemilik kendaraan bermesin diesel tentu sering dihantui oleh gejala yang disebut dengan diesel runaway. Diesel runaway adalah kondisi saat mesin mobil diesel hidup terus dan tidak bisa dimatikan sehingga menimbulkan kepulan asap tebal.
Menurut, Puti Annisa selaku Communication Management Department Head PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) agar pemilik kendaraan diesel mengerti tentang gejala diesel runaway, hal pertama yang perlu dipahami adalah bagaimana kerja sebuah mesin diesel pada umumnya.
Baca Juga: Tak Hanya Euro 4, Pelumas Wealthy Optimus Kompatibel Untuk Mesin Diesel Euro 6
Puti memaparkan bahwa berbeda dengan mesin bensin, mesin diesel tidak menggunakan busi untuk memberikan percikan api terhadap campuran udara bahan bakar melainkan menggunakan pengapian kompresi dan busi pijar (glow plug) yang dipanaskan secara konstan.
“Pada mesin diesel, campuran udara-bahan bakar terjadi di ruang bakar. Solar dikabutkan ke dalam silinder tepat saat piston mendekati top dead center (TDC),” ungkapnya mengutip keterangan resminya, Selasa (24/1/2022).
Lebih lanjut, Puti Annisa mengatakan bahwa jika mesin bensin biasanya menggunakan rasio kompresi 8-12:1, sebagian besar mesin diesel memiliki rasio kompresi 17-23:1. Artinya, tekanan kompresi mesin diesel tentu terbilang lebih tinggi.
Satu hal lagi, mesin diesel hanya memperhitungkan solar, sementara udara mengiringi. Manakala terjadi kebocoran dan udara seperti hidrokarbon sisa pembakaran masuk ke dalam ruang bakar, maka kompresi akan meningkat sehingga terjadilah diesel runaway.
Baca Juga: Jelang Penerapan Biodiesel B35, Hino: Hingga B40 Pun Kami Sudah Siap
“Mengapa bisa bocor? Di sinilah pentingnya perawatan. Bisa saja karena sistem fuel cut valve tidak bekerja, atau pompa injeksi bermasalah. Part-part yang memungkinkan terjadinya kebocoran akan terjadi akibat tidak dirawat ataupun diganti sesuai jadwal,” terang Puti.
Sementara itu. Puti juga menjelaskan bahwa sekalipun di mesin diesel modern seperti common rail, asupan udara dan solar sudah diatur oleh electronic control unit (ECU), mengabaikan perawatan juga bisa membuat ECU “tertipu”.
“Misalnya terdapat kebocoran oli yang kemudian masuk dan berperan sebagai ‘bahan bakar’ di ruang pembakaran, maka kompresi pun tentu akan meningkat dari yang seharusnya,” papar Puti Annisa.
“Oleh karenanya, perawatan rutin penting sekali dilakukan. Dengan rutin melakukan pengecekan dan perawatan spare part serta kondisi kendaraan, berbagai macam tindakan preventif bisa dilakukan. Sehingga, hal-hal menjengkelkan seperti diesel runaway dapat dihindari,” pungkasnya.
Baca Juga: Mengatasi Truk yang Gagal Menanjak, Pengemudi Harus Paham Performa Kendaraan