MobilKomersial.com – Kementerian Perindustrian RI (Kemenperin) memberikan apresiasi kepada PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) yang telah meluncurkan produk terbarunya, Mercedes-Benz Axor Euro 4.
Menurut Kemenperin, dengan peluncuran ini, Mercedes-Benz kini menjadi produk pertama dari merek Eropa yang telah mengenalkan dan mengimplementasikan truk dengan sertifikasi standar emisi Euro 4.
Baca Juga: Truk Mercedes-Benz Axor Resmi Berstandar Euro 4, Makin Ramah dan Bertenaga
Taufiek Bawazier selaku Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin mengatakan bahwa upaya tersebut merupakan bentuk komitmen dari DCVI untuk terus mendukung kemajuan industri otomotif di Indonesia yang sejalan dengan program pemerintah dalam menerapkan standar emisi Euro 4 yang lebih ramah lingkungan.
“Kami berharap, PT Daimler Commercial Vehicle Indonesia (DCVI) tetap menjadi pelopor dalam pengembangan kendaraan dengan standar yang lebih tinggi sesuai dengan spek global. Ini akan mendukung upaya pemerintah dalam menciptakan nilai tambah di dalam negeri, serta memacu pertumbuhan ekonomi nasional,” jelasnya dalam sambutannya mewakili Menteri Perindustrian pada Peluncuran Mercedez-Benz Axor Euro 4 di ICE BSD, Tangerang, Banten (7/6/2022).
Lebih lanjut, beliau mengatakan bahwa pemerintah Indonesia kini tengah fokus mengedepankan langkah konkret dalam menghadapi isu lingkungan dan perubahan iklim. Pada tahun 2030, penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) ditargetkan sebesar 29% secara mandiri, atau 41% jika mendapat dorongan internasional.
“Salah satu upaya strategis yang telah dijalankan di Indonesia adalah penerapan standar emisi Euro 4 untuk diesel sejak April 2022. Penerapan ini dilakukan pemerintah sebagai bentuk kesiapan industri otomotif untuk menghasilkan produk yang dapat memberikan kontribusi pada pengurangan emisi serta lebih ramah lingkungan,” ucap Taufiek.
Baca Juga: Mengenal Teknologi SCR Pada Truk Mercedes-Benz Euro 4
Semakin tinggi standar Euro yang ditetapkan, lanjutnya, semakin kecil batas kandungan gas karbon dioksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, volatil hidrokarbon, dan partikel lain yang dapat berdampak negatif pada manusia dan lingkungan.
“Guna mendukung tujuan tersebut, misalnya dari sisi penyediaan bahan bakar, pemerintah telah mengimplementasikan standar dan mutu (spesifikasi) BBM jenis solar 51 dengan kandungan sulfur 50 ppm (setara euro 4) dengan nama dagang Pertamina Dex,” paparnya.
Kemenperin juga optimistis, transisi emisi Euro 2 menjadi Euro 4 dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional serta memberikan berbagai keuntungan, di antaranya dapat menurunkan beban emisi dan polusi udara, meningkatkan performa kendaraan menjadi lebih baik dengan meningkatnya kualitas mesin dan bahan bakar, serta meningkatkan peluang ekspor bagi industri otomotif nasional.
Industri otomotif merupakan kontributor utama terhadap PDB industri alat angkutan. Pada triwulan I tahun 2022, kinerja industri alat angkutan mengalami pertumbuhan paling tinggi, dengan capaian sebesar 14,2% (y-on-y).
Baca Juga: Daimler Siap Produksi Bus Listrik di Indonesia pada 2023
Saat ini, potensi industri otomotif Indonesia didukung oleh 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih, yang memiliki total kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun. Mereka telah memberikan sumbangsih besar terhadap devisa, antara lain dengan total nilai investasi yang mencapai Rp71,35 triliun untuk kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun.
“Selain itu, multiplier effect dari aktivitas industri otomotif, yaitu telah menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38 ribu orang, serta lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut,” tutup Taufiek.