MobilKomersial.com – Meski berdampak kekurangan komponen dalam rantai pasokan, Scania telah membukukan rekor permintaan truk yang sangat kuat di sepanjang tahun 2021.
Secara keseluruhan, produsen asal Swedia ini mencatatkan penjualan bersihnya secara global naik 17 persen dengan total pendapatan mencapai SEK146,1 juta atau setara dengan Rp222,2 triliun. Pencapaian ini juga dibuktikan dengan total pengiriman 90.366 unit kendaraan atau naik 25 persen dibandingkan tahun 2020.
Baca Juga: Scania dan MAN Stop Produksi dan Penjualan Kendaraan di Rusia
Khusus di pasar ‘Afrika dan Oseania’, asupan pesanan Scania di tahun 2021 mencapai 7.705 unit, yang merupakan peningkatan 75 persen dari total tahun 2020 yang hanya 4.408 unit, dan total pengiriman mencapai 4.991 atau meningkat 33 persen dari sebelumnya tahun sebelumnya yang mencapai 3.759 unit.
Presiden dan CEO Scania, Christian Levin, mengatakan bahwa tahun 2021 untuk Scania ditandai dengan rekor permintaan truk yang kuat meski perusahaannya tengah menghadapi tantangan ekstrem dalam memenuhi permintaan ini karena kekurangan komponen dalam rantai pasokan.
“Bersama dengan pemasok kami, organisasi telah melakukan upaya yang luar biasa kuat untuk mengirimkan begitu banyak truk ke pelanggan kami dalam situasi yang sulit. Kekurangan komponen, khususnya semikonduktor, yang berarti bahwa kami sempat terpaksa mengurangi volume produksi kami selama triwulan ketiga dan keempat tahun 2021,” terang Levin dalam keterangannya, Senin (21/3/2022).
Baca Juga: Pabrik Baterai Scania Bakal Didukung dengan Teknologi Robot ABB
Menurutnya, gangguan produksi tersebut menyebabkan hilangnya volume truk dan peningkatan biaya untuk bahan dan pengiriman dalam aliran pasokan dan pengiriman kami.” Meskipun demikian, kami terus berkinerja dan penjualan serta pendapatan meningkat pada tahun 2021 dibandingkan tahun lalu,” paparnya.
Meskipun permintaan truk yang kuat, lanjutnya, hal ini tidak sepenuhnya tercermin dalam penerimaan pesanan karena perusahannya telah membatasi penempatan pesanan pada kuartal keempat karena buku pesanan yang sudah besar dan dimulainya produksi program powertrain baru Scania.
Levin menambahkan bahwa, selama tahun yang penuh gejolak di tahun 2021, Scania tetap fokus pada komitmen dekarbonisasi dan mengambil beberapa langkah penting menuju transportasi yang berkelanjutan.
Baca Juga: Scania Kirim 100 Unit Lebih Truk Listrik Seri-L ke Denmark
“Pada kuartal keempat, kami memperkenalkan Scania Super dengan powertrain berdasarkan platform mesin baru kami yang memberikan penghematan bahan bakar minimal 8 persen. Sama seperti semua kendaraan kami, kendaraan ini disiapkan untuk dioperasikan dengan bahan bakar terbarukan,” terangnya.
Dirinya mengaku bahwa pihaknya terus berinvestasi dalam elektrifikasi untuk mendorong perubahan ini. Pada tahun 2021, Scania telah meningkatkan investasi R&D yang dilanjutkan dengan investasi lebih banyak dalam teknologi yang terkait dengan elektrifikasi daripada teknologi mesin pembakaran tradisional.
“Kami telah berjanji untuk membawa pelanggan kami setidaknya satu aplikasi produk listrik baru di segmen bus dan truk setiap tahunnya,” pungkas Levin.
Baca Juga: Menangkan Uji Komparatif, Powertrain Baru Scania Super Terbukti 4% Lebih Efisien