Jakarta, MobilKomersial.com – Sejak awal Maret 2020 hingga saat ini, kondisi pandemi Covid-19 di Tanah Air masih belum usai, membuat beberapa sektor industri terkena dampaknya, tak terkecuali industri otomotif.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, dimana kini banyak masyarakat yang membutuhkan kendaraan pribadi membuat beberapa sektor bisnis kendaraan mulai berangsur pulih termasuk industri mobil bekas.
Menurut data riset yang dilakukan oleh Inventure, sebanyak 55,6% dari 627 responden mengatakan bahwa, mereka akan memilih membeli mobil second (bekas) dengan alasan kondisi ekonomi yang belum pasti akibat Covid-19.
Saat ini, masyarakat masih dalam fase economy recovery, jadi mobil pre-owned akan menjadi solusi terbaik dan akan kian diminati di masa pandemi, karena juga menyesuaikan tabungan yang dimiliki.
Baca juga : Usulan Pajak 0% Ditolak Menkeu Sri Mulyani, Ini Solusi Lain Cara Memiliki Mobil
Hal tersebut juga sejalan dengan data dari Garasi.id yang mencatat sejak bulan Mei – September 2020 mulai terjadi peningkatan penjualan mobil bekas sebesar 135%.
Melihat data tersebut, bisa dibilang pasar mobil bekas perlahan mulai pulih di semester kedua hingga menuju akhir tahun.
Andreas Panji, Marketing Manager Garasi.id menyebut, walaupun sempat timbul usulan wacana pajak mobil baru 0% beberapa waktu lalu, kondisi konsumen sudah mulai pulih dan mulai mencari mobil pre-owned.
“Ini terbukti adanya kenaikan sebesar 40,86% jumlah pengunjung ke website kami selama periode Agustus hingga awal November kemarin. Bisa dikatakan bahwa konsumen sudah kembali mencari mobil pre-owned yang sebelumnya sempat tertunda” ujar Andreas lewat keterangan resminya, Senin (23/11).
Simak juga : BMW Astra Siapkan Dana Rp 1 Miliar Buat Beli Mobil Bekas Konsumen
Perlu ditekankan kembali bahwa, mobil dinilai menjadi sarana transportasi paling aman saat hendak melakukan aktivitas di masa pandemi seperti ini.
Beberapa waktu lalu Doni Monardo selaku Ketua Satuan (Satgas) Penangan Covid-19 mengatakan bahwa 62% dari 944 pasien yang dirawat di Wisma Atlet pada bulan September lalu merupakan pengguna transportasi umum.
Walaupun protokol sudah diberlakukan, transportasi umum justru menyumbang persentase terbesar pasien yang dirawat di Wisma Atlet.