MobilKomersial.com — Kementerian perhubungan menyebutkan potensi pergerakan masyarakat selama masa Lebaran 2023 (Idul Fitri 1444 H) berdasarkan survei yang dilakukan Kementerian Perhubungan melalui Badan Kebijakan Transportasi (BKT) mencapai 123,8 juta orang.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menyampaikan hasil survei tersebut meningkat 14,2% jika dibandingkan dengan prediksi pergerakan masyarakat di masa Lebaran tahun 2022 lalu yang mencapai 85,5 juta orang.
“Melihat potensi pergerakan masyarakat yang begitu tinggi pada masa mudik tahun ini, kami bersama pemangku kepentingan terkait akan menyiapkan langkah-langkah antisipasi. Baik berupa penyiapan sarana prasarana transportasi, aspek keselamatan, manajemen rekayasa lalu lintas, dan kebijakan lainnya,” kata Budi dalam keterangannya.
Baca juga: Siap-siap, Mitsubishi Fuso Bakal Hadirkan eCanter Generasi Terbaru Untuk Pasar Indonesia
Menurut Budi, persiapan langkah antisipasi lonjakan tersebut dilakukan agar penyelenggaraan mudik tahun ini dapat berjalan dengan selamat, aman, dan terkendali. Beberapa faktor yang menyebabkan tingginya potensi pergerakan masyarakat di masa mudik tahun ini diantaranya yaitu tidak adanya PPKM.
“Selain itu memasuki masa pra endemi atau mendekati normal pasca pandemi Covid-19, perekonomian yang semakin membaik, tidak ada pembatasan atau larangan perjalanan, dan persepsi positif dari masyarakat pada penyelenggaraan Angkutan Lebaran tahun 2022 lalu,” ujarnya.
Penanganan arus mudik dan balik pada Lebaran tahun ini, kata Budi, sangat menantang, maka darai itu pihaknya telah menyiapkan langkah antisipasi sejak awal tahun. Selain itu, evaluasi dari penyelenggaraan mudik serta Natal dan tahun baru sebelumnya menjadi bekal penting sebagai pelajaran agar tahun ini bisa lebih baik lagi.
“Berdasarkan hasil survei, asal pergerakan masyarakat diprediksi didominasi dari Pulau Jawa, yaitu sebesar 62,5% atau 77,3 juta orang. Adapun 5 (lima) daerah asal pemudik terbanyak yaitu, pertama Jawa Timur 17,1% (21, 2 juta orang). Kemudian, Jawa Tengah 15,1% (18, 7 juta orang), Jabodetabek 14,8% (18, 3 juta orang), Jawa Barat 12,1% (14, 9 juta orang), dan Sumatera Utara 3,6% (4, 4 juta orang),” ungkapnya.
Baca juga: Karoseri Laksana Buat Bus Tingkat Dengan Simulator F1 di Kabin
Sementara, 5 (lima) daerah tujuan perjalanan masyarakat tertinggi yaitu, pertama, Jawa Tengah 26,45% (32, 75 juta orang). Kemudian, Jawa Timur 19,87% (24, 6 juta orang), Jawa Barat 16,73% (20, 72 juta orang), Jabodetabek 6,52% (8, 07 juta orang), dan Yogyakarta 4,78% (5, 9 juta orang).
Untuk puncak arus mudik, lanjut Budi, diperkirakan terjadi pada H-1 (Jumat 21 April 2023), dimana diprediksi terjadi pergerakan sebesar 14,3% (17, 7 juta orang). Peningkatan perjalanan pada arus mudik diprediksi mulai meningkat sejak H-3 (Rabu 19 April 2023).
“Sementara untuk puncak arus balik, diperkirakan terjadi pada H+2 (Selasa 25 April 2023) dan diprediksi pergerakan yang masih cukup tinggi hingga H+3 (Rabu 26 April 2023). Selanjutnya, untuk pemilihan moda transportasi didominasi moda darat yaitu: mobil pribadi 22,07% (27, 32 juta orang), sepeda motor 20,3% (25, 13 juta orang), bus 18,39% (22, 77 juta orang), kereta api antarkota 11,69% (14, 47 juta orang), dan mobil sewa 7,7% (9, 53 juta orang),” imbuhnya.
Baca juga: Berlaku Mulai 20 Maret 2023, Ini 5 Merek Yang Berhak Dapat Intensif Kendaraan Listrik