MobilKomersial.com — Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan evaluasi penyelenggaraan Angkutan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 menjadi modal penting bagi pemerintah dalam upaya melancarkan penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2023 mendatang.
“Dari hasil evaluasi, penyelenggaraan angkutan Nataru yang telah dilaksanakan kemarin berjalan relatif lancar dan terkendali, dan masih ada beberapa hal yang harus dibenahi. Evaluasi ini penting bagi kami untuk mempersiapkan Angkutan Lebaran nanti, yang semoga juga dapat berjalan dengan lancar serta terkendali,” kata Budi dalam keterangannya.
Baca juga: Dijual Rp500 Jutaan, Esemka Luncurkan Mobil Listrik Bima EV
Menurut Budi, pada angkutan Nataru kemarin, terjadi lonjakan pergerakan penumpang dan kendaraan yang cukup signifikan, dikarenakan telah dicabutnya kebijakan PPKM oleh pemerintah Indonesia sehingga banyak masyarakat yang melakukan perjalanan.
“Tercatat, kenaikannya mencapai 73,33% atau sebesar 5,3 juta penumpang angkutan umum jika dibandingkan angkutan Nataru 2021/2022. Adapun kenaikan penumpang tertinggi terjadi di moda kereta api sebesar 168,32%, diikuti moda jalan (80,39%), moda udara (63,7%), moda penyeberangan (49,92%), dan moda laut (29,05%),” ujarnya.
Baca juga: Agar Terhindar dari Overheat, Pengemudi Truk Harus Periksa Bagian Ini Sebelum Berangkat Antar Muatan
Sementara, kata Budi untuk jumlah penumpang terbesar ada di moda udara dengan proporsi 31%, diikuti moda jalan sebanyak 23%, moda penyeberangan dan kereta api masing-masing 19%, dan moda laut sebanyak 8%.
“Selama penyelenggaraan angkutan Nataru kemarin terdapat sejumlah kejadian menonjol yang disebabkan oleh cuaca ekstrem. Seperti misalnya pelayanan angkutan penyeberangan di Merak – Bakauheni diberhentikan sementara, yang sempat menyebabkan antrian kendaraan. Kemudian, insiden jatuhnya kendaraan dari kapal di Pelabuhan Merak,” ungkapnya.
Baca juga: Apakah Perlu Flushing Saat Penggantian Oli Transmisi Matik? Begini Jawaban Bos Wealthy
Selain kejadian tersebut, lanjut Budi, kejadian banjir di Stasiun Tawang dan Stasiun Poncol Semarang, longsoran tebing lereng jalan rel antara Cirahayu – Ciawi, evakuasi 500 wisatawan yang terjebak di Karimunjawa akibat cuaca buruk, hujan deras yang mengakibatkan keterlambatan penerbangan di sejumlah bandara, dan lain sebagainya.
“Cuaca ekstrem menyebabkan on time performance pelayanan transportasi relatif menurun. Ini menjadi pelajaran bagi kami, semoga cuaca ekstrem tidak terjadi di angkutan Lebaran sehingga kami dapat berkonsentrasi melakukan pengendalian dari sisi yang lain,” imbuhnya.
Baca juga: PO Rosalia Indah Buka Rute Baru Bitung-Jember Via Kalideres, Pakai Kelas Double Decker