Jakarta, MobilKomersial.com – Perusahaan Otobus (PO) Haryanto ini dibangun dengan tekad, kerja keras dan relijius. Mulai rutin memberangkatkan karyawan umroh, hingga kewajiban bagi sopir bus untuk menghentikan perjalanan ketika mendengar adzan. Berhenti di masjid dan memberi kesempatan sholat bagi penumpangnya.
Dikenal dengan identitas “Menara Kudus” di body samping sisi depan armada busnya. PO Haryanto juga dikenal dengan trayek atau rute Jakarta-Kudus-Surabaya-Madura-Pati-Solo-Blora-Cepu. PO ini diambil dari nama pemilik busnya yaitu Pak Haji Haryanto. Pak Haji Haryanto adalah Purnawira TNI yang mendalami usaha transportasi lebih dari 20 tahun yang lalu.
Sebelumnya Pak Haryanto hanyalah seorang Putra dari Buruh Tani. Juga bekerja sambilan sebagai tukang memisahkan daging dan tulang ikan di Pasar.
Sejak kecil Haji Haryanto hidup dalam kesederhanaan. Ia didik untuk bekerja keras. Dari berjualan es hingga menggembala sapi milik tetangga. Semua dilakukan demi menambah penghasilan untuk kelangsungan hidup keluarganya.
Baca juga : Info Tarif dan Jam Keberangkatan Bus PO Haryanto Jurusan Jakarta – Kudus
Haji Haryanto termotivasi untuk meraih kesuksesan. Pendidikan di bangku STM tidak diselesaikannya dengan alasan merasa tidak cocok. Berbekal tekad mengubah nasib, Haji Haryanto kemudian merantau ke Tangerang. Kemudian mendaftar di TNI dan berhasil bergabung di Kostrad. Disana Haji Haryanto dididik untuk mengemudi, mengangkut segala kebutuhan konsumsi dan logistik Militer.
Haji Haryanto sewaktu menjadi TNI dididik menjadi pengemudi yang tugasnya mengangkut meriam, beras untuk konsumsi dan perminyakan. Penghasilan beliau waktu itu hanya Rp 18.000 per bulan.
Singkat cerita, tahun 2002 saat usianya baru 43 tahun, ia melayangkan surat pengunduran diri. Beliau tidak mendapat pesangon, tetapi mendapat pensiun Rp 800. 000,- perbulan. Dari situlah dirintisnya nama PO Haryanto.