MobilKomersial.com — Renault Trucks mengumumkan inisiatif kegiatan penghijauan terbarunya, jadi para pekerja di sebuah pabrik di wilayah Lyon-Venissieux, Prancis, akan berusaha untuk menghancurkan truk yang telah menempuh jarak jutaan km, lalu mengambil suku cadang yang dapat dijual atau didaur ulang.
Dilansir dari Carscoops hari ini Jumat 9/9/2022, pabrik seluas 3.000 meter persegi terletak sedekat mungkin dengan pusat logistik perusahaan dan akan menerima truk-truk km tinggi serta kendaraan yang terlalu tua untuk mengaspal kembali di jalan akan dibongkar, bagian apa pun yang dapat diambil akan digunakan kembali.
Baca juga: Jadi Kebanggan Pemiliknya, Truk di Pakistan Pamer Aksesori dan Pernak – Pernik
Ketika mereka memasuki pabrik, truk tua yang telah berjalan sejauh 1,5 juta km akan dibongkar dan diidentifikasi apa saja yang masih bisa digunakan kembali. Barang-barang itu bisa termasuk mesin, girboks, tangki bahan bakar, bumper, deflektor, bahkan kabin.
Komponen yang sudah dibongkar kemudian akan diperiksa, dibersihkan, dan diberi label untuk tujuan pemeriksaan, kemudian barang yang sudah lolos pemeriksaan akan dikirim ke toko suku cadang Renault Trucks terdekat, di mana suku cadang tersebut akan digunakan seperti suku cadang baru.
Suku cadang ini akan dicap sebagai barang bekas dan juga tersedia untuk diler melalui pasar suku cadang Renault Trucks. Dengan adanya komponen bekas ini, harapannya harga bisa jadi 50-60% lebih murah daripada suku cadang baru.
Baca juga: Damri Operasikan Angkutan Rute Jababeka – Bandara Soekarno Hatta
Apa pun yang tidak dapat digunakan akan didaur ulang seperti sasis, bagian itu dapat dipotong dan dikirim ke tempat peleburan terdekat. Logam yang diambil dari kendaraan mungkin akan digunakan untuk memproduksi kendaraan baru.
Upaya Renault Trucks ini disebut menciptakan “ekonomi sirkular” untuk mengurangi emisi, pabrik pembongkaran akan bergabung dengan pabrik truk bekas perusahaan di Bourg-en-Bresse dan pusat rekondisi di Limoges.
Baca juga: Cerita Pengusaha Bus, Keluhkan Harga BBM Naik dan Stok Ban yang Menipis