Jakarta, MobilKomersial.com – Bagi anda yang pernah naik bus jarak jauh atau bus pariwisata biasanya banyak yang tidak tahu ada berapa jumlah sopir busnya?
Sopir bus pariwisata, misal bus dari Jakarta-Yogyakarta, biasanya disiapkan dua orang. Mereka bergantian mengemudinya.
Nah, tapi tahukah Anda dimana sopir bus itu beristirahat dan bermalam saat bus berhenti? di hotel, rumah makan atau di dalam bus?
Jawabannya, kebanyakan tidur di bagasi atau sisi dalam pada bus. Seharusnya, kualitas istirahat seorang sopir bus harus diperhatikan.
Baca juga : Aplikasi Inairport, Bisa Pesan Tiket Bus Hingga Tempat Wisata
Namun, hingga saat ini masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Padahal istirahat yang cukup bagi seorang sopir guna menekan angka kecelakaan bus yang sering kali berawal dari sang sopir yang mengantuk saat mengemudi.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menyoroti kualitas tidur sopir bus pariwisata.
Soerjanto mengatakan selama ini kualitas dan kelayakan tempat tidur sopir bus kurang mendapat perhatian dari pemerintah, seperti Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pariwisata.
“Ada nggak yang berpikir sopir bus tidur di mana. Sopir bus tidur di dalam bagasi. Kualitas tidur sopir bus bagaimana, sedangkan dia akan membawa kita,” kata Soerjanto dikutip detikcom, Rabu (6/11/2019).
Simak juga : Pernah Meledak, PO Sinar Jaya Larang Penumpangnya Charge Power Bank
Karena itu, Soerjanto berharap ke depan pemerintah lebih memperhatikan kelayakan dan kualitas tidur sopir bus pariwisata.
Sebab, menurut dia, hal itu selaras dengan keselamatan penumpang maupun sopir bus itu sendiri.
“Ini yang perlu menjadi kampanye bagaimana tempat istirahat sopir. Kita jangan menganggap sepele masalah sopir,” sambung Soerjanto.
Disamping faktor kualitas istirahat, Soerjanto juga mengimbau Kementerian Pariwisata, Gubernur, hingga Bupati, dan Walikota untuk menyediakan tempat istrahat yang memadai di sekitar lokasi pariwisata.
“Di Jawa Tengah misalnya, pengelola Candi Borobudur bahkan pengelola obyek wisata di Bandungan mestinya menyiapkan fasilitas tersebut,” ungkapnya.