Aceh, MobilKomersial.com – Dalam menjalankan fungsinya sebagai agent of development dari Pemerintah, Damri melayani beberapa rute di pelosok tanah air, yang dikenal sebagai angkutan perintis.
Kali ini, Damri kembali membuka rute baru angkutan perintis, untuk masyarakat Aceh yang berada di daerah 3T (terdepan terluar dan tertinggal) melalui UPTD Wilayah I Aceh.
Diharapkan pelayanan ini dapat membuka peluang yang lebih luas lagi bagi masyarakat di daerah yang memiliki medan sulit, untuk tetap dapat melakukan mobilitas, dengan menggunakan jalur transportasi darat.
Rute baru angkutan perintis Damri ini diantaranya adalah di wilayah Aceh atau tepatnya di daerah Peusangan Siblah Krueng – Bireuen.
Dikutip dari laman resminya, General Manager Perum DAMRI Cabang Aceh, Ruslan mengatakan untuk keperluan rute Peusangan Siblah Krueng – Bireuen, pihaknya telah menerima bantuan satu unit bus Damri dari Kementerian Perhubungan Ditjen Darat.
Tujuannya adalah untuk membuka isolasi kawasan pedalaman, khususnya dalam membantu siswa, dan masyarakat yang hendak bepergian, dari dan ke sekolah atau ke pasar dan kembali ke desanya.
Adapun rute dan keberangkatan bus mulai dari Terminal Bireuen – Peusangan, mulai berangkat sekitar pukul 05.30 WIB.
Kemudian dilanjutkan ke Peusangan Selatan yang diperkirakan tiba pukul 06.30 WIB dengan jarak 30 KM.
Damri pengoperasikan bus perintis dengan sasis merek Hino, berkapasitas 26 kursi serta dilengkapi pendingin udara (AC).
Bus Perintis ini sudah mulai beroperasi sejak pertengahan Januari lalu, dengan tarif subsidi yang ditetapkan sebesar Rp 1.000 per orang untuk siswa, sedangkan untuk masyarakat umum sebesar Rp 6.000.
“Rencananya tahun depan kami akan mendapatkan tambahan satu unit lagi untuk rute lainnya dari pusat kecamatan ke Bireuen.” Tutup Ruslan.
Pengoperasian bus perintis ini diharapkan dapat dipergunakan secara maksimal oleh masyarakat, mengingat sulitnya medan, sehingga mobilitas juga sangat terbatas.
Kedepannya diharapkan, adanya bus perintis dapat membuka jalur baru, dengan infrastruktur yang optimal, sehingga mobilitas masyarakat dapat lebih baik, dan masyarakat dapat berkembang.