Jakarta, MobilKomersial.com – Pemerintah terus berupaya untuk mempercepat proyek pengembangan baterai lithium yang dipergunakan kendaraan listrik.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa beberapa kontrak untuk mendukung proyek pengembangan baterai kendaraan listrik tersebut telah ditandatangani.
Bahkan Luhut juga mengungkapkan bahwa pekan ini perusahaan Korea Selatan, LG Chem Ltd, akan menandatangani kerjasama dengan Indonesia dalam proyek baterai lithium untuk mobil listrik.
Baca Juga : Usung Konsep Circular Economy, Kemenperin Kembangkan Baterai Mobil Listrik Lokal
“Minggu ini kalau tidak ada perubahan LG Korea juga juga akan tanda tangan,” ujar Luhut dilansir dari Antara.
Kerjasama tersebut menyusul kesepakatan dengan Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) asal Cina. CATL juga telah menandatangani kerjasama dengan Inalum untuk pengembangan baterai lithium untuk mobil listrik.
Luhut menuturkan Pemerintah Indonesia juga terus melakukan pendekatan dengan banyak pihak, termasuk para pemain besar di bidang industri baterai kendaraan listrik agar berinvestasi di Indonesia.
“Kita pengennya kemana saja kita berkawan, apakah dia Cina, apakah dia Amerika, atau mana,” tutur Luhut.
Luhut juga kemudian mengungkapkan bahwa Indonesia ingin menjadi pemain kunci dalam industri baterai kendaraan listrik karena memiliki cadangan nikel terbanyak di dunia.
Baca Juga : Gunakan Panel Surya, Begini Rencana Pembangunan Stasiun Pengisan Daya Kendaraan Listrik di Indonesia
Indonesia mulai melakukan hilirisasi nikel dan diharapkan produksi baterai kendaraan atau mobil listrik sudah bisa dimulai pada akhir 2023 atau 2024.
Indonesia akan memproduksi baterai kendaraan listrik NMC 811 (lithium nickel manganese cobalt oxide) yang paling banyak menggunakan bahan baku bijih nikel.
“Kita jangan hanya ekspor raw material sehingga kita hanya tergantung pada harga komoditi,” pungkas Luhut.
(Denny)