MobilKomersial.com — Meminimalisir risiko terjadinya kebakaran pada kendaraan listrik, banyak faktor yang perlu diketahui oleh pemilik kendaraan yang diklaim lebih ramah lingkungan dan efisien tersebut.
CEO Wealthy Group, Arief Hidayat mengungkapkan bahwa teknologi dan kimia unik yang menggerakan kendaraan listrik menghadirkan bahaya yang berbeda dan memerlukan pertimbangan keselamatan khusus.
“Baterai EV inti dari kendaraan listrik terletak pada paket baterainya, biasanya didasarkan pada teknologi lithium-ion,” kata Arief kepada MobilKomersial, Rabu (30/7/2025).
Baca juga: 53 Unit Isuzu Elf NQR B Siap Layani Jutaan Penumpang Transjakarta, Begini Spesifikasinya

Menurut Arief, baterai lithium-ion ini menyimpan energi dalam jumlah besar di ruang yang ringkas, menjadikannya ideal untuk menggerakkan mobil tetapi juga menimbulkan potensi bahaya.
“Baterai lithium-ion terdiri dari beberapa sel, masing-masing berisi elektroda positif, elektroda negatif, dan elektrolit cair. Saat baterai sedang digunakan atau sedang diisi, ion bergerak di antara elektroda ini, menciptakan aliran listrik yang menggerakkan kendaraan,” ujarnya.
Meskipun baterai lithium-ion umumnya aman, kata Arief, beberapa faktor dapat mengganggu bahan kimianya yang halus dan menyebabkan situasi berbahaya, termasuk kebakaran.
Baca juga: Damri Hadirkan Rute Depok-Lampung via Ciputat, Tarif Rp 340 Ribu

“Jika baterai tertusuk atau hancur serta korsleting internal dapat menyebabkan timbulnya panas dan risiko kebakaran, kemudian kecelakaan di mana casing baterai rusak adalah penyebab paling umum dari kebakaran pasca kecelakaan pada EV,” ungkapnya.
Bahkan, kata Arief, dampak kecil yang luput dari perhatian dapat melemahkan struktur baterai dan menimbulkan risiko dari waktu ke waktu, lalu cacat manufaktur seperti semua teknologi canggih, bahkan kesalahan kecil dalam pembuatan atau perakitan dapat menyebabkan kegagalan atau kesalahan besar.
“Penempatan komponen internal yang salah, kontaminasi selama perakitan, atau bahan berkualitas buruk dapat memperburuk korsleting atau panas berlebih pada kendaraan listrik tersebut,” imbuhnya.
Selain kendaraan listrik yang dapat terbakar jika mengalami gangguan, kendaraan konvensional juga dapat terbakar karena kebocoran bahan bakar, gangguan listrik, atau mesin terlalu panas.
“Secara statistik, mobil bertenaga bensin lebih sering terbakar dari pada kendaraan listrik, tetapi kebakaran kendaraan listrik sering menarik lebih banyak perhatian karena kebaruannya dan dan intensitas kebakaran lithium-ion,” tambahnya.
Untuk itu, pentingnya merawat dan memeriksa kendaraan secara rutin wajib dilakukan oleh pemilik kendaraan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta tidak mengganggu saat melakukan perjalanan.
Baca juga: Merasakan Singkat Mitsubishi Destinator di GIIAS 2025