MobilKomersial.com — PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) menegaskan komitmennya untuk memperkuat kontribusi nyata terhadap pengembangan industri otomotif nasional, dengan fokus utama pada peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Langkah ini juga sejalan dengan penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan industri penunjang, serta dukungan berkelanjutan melalui pelatihan teknisi dan layanan purna jual.
Baca Juga: Total Support Hino: Senior Inspector, Pahlawan di Balik Distribusi BBM Pertamina!
DCVI saat ini menghadirkan portofolio sasis bus Mercedes-Benz terlengkap di Indonesia, yang dirancang untuk menjawab beragam kebutuhan operasional pelanggan, mulai dari layanan antar jemput, pariwisata, hingga angkutan antarkota jarak jauh.
Seluruh lini produk telah melalui proses homologasi dan kompatibel dengan standar karoseri bus nasional melalui pendampingan tim Bodybuilder Advisory (BBA) DCVI, dengan mempertimbangkan potensi TKDN.

“Dengan dukungan teknis dari tim BBA DCVI, setiap karoseri kami mampu menghasilkan bodi yang aman, presisi, dan efisien dalam integrasinya dengan sasis Mercedes-Benz,” ungkap Naeem Hassim, Presiden Direktur DCVI.
“Ini adalah fondasi penting bagi keandalan produk kami di pasar, dan kami terus berupaya untuk meningkatkan TKDN dalam setiap produk yang kami hasilkan,” terangnya kepada MobilKomersial.com, Selasa (29/7/2025).
Line-Up Lengkap Sasis Bus Mercedes-Benz di Indonesia DCVI saat ini menghadirkan portofolio sasis bus Mercedes-Benz terlengkap di Indonesia, yang dirancang untuk menjawab beragam kebutuhan operasional pelanggan.
Terkait dengan kandungan lokal, disebutkan bahwa Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk-produk DCVI saat ini sudah berada di kisaran 28–33,8%, dengan target ambisius mencapai 40% pada tahun 2026.

Pencapaian ini menjadi cerminan investasi nyata dalam rantai pasok nasional dan penguatan kapasitas industri otomotif Indonesia yang diperkokoh melalui pengoperasian fasilitas perakitan terbaru Mercedes-Benz Bus di kawasan industri Cikarang, Jawa Barat.
Tak hanya Bus Mercedes-Benz OH 1626 L dan OH 1626 S, fasilitas ini juga merakit Truk Mercedes-Benz Axor (mulai dari tipe 2528 CH, 4928 T, hingga 4028 T), model yang secara khusus disesuaikan dengan kebutuhan operasional dan karakteristik geografi Indonesia.
Menurut Faustina, Head of Customer Service and Parts (CSP) Commercial DCVI, kehadiran ekosistem ini mencerminkan tanggung jawab Mercedes-Benz terhadap setiap pelanggan untuk memastikan bahwa kendaraan yang digunakan benar-benar sesuai kebutuhan pasar.
“Inilah bentuk komitmen terhadap kualitas, keberlanjutan, dan kepuasan pelanggan yang tidak hanya hadir saat pembelian, tetapi terus berlanjut sepanjang siklus hidup kendaraan, dengan kontribusi TKDN yang signifikan,” jelasnya.

Peran Krusial Industri Karoseri Lokal dalam Peningkatan TKDN
Dengan ekosistem yang telah terbentuk puluhan tahun, industri karoseri nasional tidak lagi dapat dipandang sebagai pelengkap. Kontribusi mereka sangat vital dalam upaya peningkatan TKDN di sektor kendaraan niaga.
Sektor ini justru memberikan efek berganda sebagai bagian dari industri strategis, karena menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, menggerakkan ekonomi daerah, dan menopang infrastruktur dasar transportasi publik di Indonesia.
Selama berpuluh-puluh tahun, para karoseri lokal tidak hanya menunjukkan kemampuan teknis yang mumpuni, tetapi juga terus berinovasi untuk menjawab kebutuhan pelanggan di berbagai sektor, dari transportasi antar kota hingga pariwisata dan layanan publik.
Nama-nama besar dalam industri karoseri seperti Laksana, Adiputro, Tentrem, dan New Armada telah lama menjadi mitra strategis bagi berbagai produsen kendaraan, termasuk Mercedes-Benz Bus sendiri.

Karoseri Adiputro yang berdiri sejak tahun 1973, disusul oleh New Armada di tahun 1974, Laksana di tahun 1977, dan Tentrem yang mulai beroperasi sejak 1983. Artinya, karoseri termuda sekalipun sudah berpengalaman lebih dari 40 tahun.
Dengan pengalaman puluhan tahun, mereka terus menghadirkan solusi bodi kendaraan yang andal, inovatif, dan relevan dengan kebutuhan pasar Indonesia yang dinamis, dengan fokus pada penggunaan material dan tenaga kerja lokal.
Baca Juga: Hino Sebut Tingkat Kandungan Lokal 31 Truk dan Bus Capai 57%
“Para karoseri ini telah menjadi pilar penting dalam perkembangan transportasi di Indonesia dengan pengalaman puluhan tahun menghadirkan berbagai solusi bodi kendaraan yang tidak hanya tangguh dan aman, tetapi juga nyaman dan estetis,” ujar Naeem.
“Keberadaan mereka menunjukkan bahwa kemampuan industri dalam negeri mampu bersaing dan bersinergi dengan standar global, sekaligus mendukung peningkatan TKDN,” pungkas Naeem Hasyim.