MobilKomersial.com — Pasar kendaraan niaga listrik di Indonesia semakin memanas dengan kehadiran Wuling Mitra EV yang baru saja diluncurkan, menantang dominasi DFSK Gelora E yang sudah lebih dulu mengaspal.
Kedua van listrik ini menawarkan solusi mobilitas ramah lingkungan untuk kebutuhan bisnis, mulai dari pengiriman logistik hingga angkutan penumpang. Mari kita bedah perbandingan keduanya untuk melihat siapa yang lebih unggul.
- Dimensi dan Fungsionalitas
Wuling Mitra EV hadir dengan dimensi yang lebih besar dibandingkan DFSK Gelora E. Mitra EV memiliki dimensi keseluruhan dengan panjang 5.010 mm, lebar 1.800 mm, dan tinggi 1.960 mm, dengan jarak sumbu roda 3.050 mm.
Dimensi yang lebih besar ini memungkinkan Mitra EV menawarkan kapasitas kargo yang lebih luas, mencapai 6,5 m3 untuk varian blind van. Fitur kepraktisan juga ditunjang dengan pintu geser ganda dan pintu belakang asimetris dengan bukaan hingga 270 derajat.

Sementara itu, DFSK Gelora E memiliki dimensi panjang 4.500 mm, lebar 1.680 mm, dan tinggi 2.000 mm, dengan jarak sumbu roda 3.050 mm. Varian blind van Gelora E menawarkan luasan kabin 4,8 m3.
Meskipun lebih ringkas, Gelora E tetap menawarkan fungsionalitas yang baik untuk berbagai kebutuhan niaga. Kedua model tersedia dalam varian blind van (angkutan barang) dan minibus (angkutan penumpang).
Baca Juga: Jangan Asal Pilih, Yuk Kenali Ragam Jenis Ban yang Cocok Untuk Mobil Pikap
- Performa dan Kapasitas Baterai
Performa menjadi salah satu faktor krusial dalam kendaraan listrik. Wuling Mitra EV dibekali baterai berkapasitas 56,2 kWh untuk varian Premium Range atau 42 kWh untuk varian Long Range dengan motor listrik 75 kW atau sekitar 101 dk dan torsi 180 Nm.
Apalagi, klaim jarak tempuh Wuling Mitra EV mencapai 400 km dalam sekali pengisian daya (berdasarkan metode CLTC). Mitra EV juga mendukung pengisian cepat DC dari 30% hingga 80% hanya dalam 30 menit.

Di sisi lain, DFSK Gelora E menggunakan baterai Lithium Iron Phosphate berkapasitas 42 kWh dengan motor listrik Permanent Magnet Synchronous yang mampu menghasilkan tenaga maksimum 60 kW atau sekitar 80 dk dan torsi maksimum 200 Nm.
Jarak tempuh DFSK Gelora E diklaim mencapai 300 km (NEDC). Untuk pengisian cepat, Gelora E membutuhkan waktu sekitar 80 menit untuk mengisi daya dari 20% hingga 80%, dan 2,5 jam untuk mengisi penuh dari 0-100%.
Baca Juga: Biaya Kepemilikan DFSK Gelora E Hanya Rp280 Ribuan Per Tahun? Ini Faktanya
Terlihat bahwa Wuling Mitra EV unggul dalam kapasitas baterai (untuk varian Premium Range) dan jarak tempuh, serta kecepatan pengisian daya cepat.
- Fitur Keselamatan dan Teknologi Berkendara
Wuling Mitra EV dilengkapi dengan fitur keselamatan seperti airbag, sistem pengereman ABS dan EBD untuk stabilitas saat pengereman, serta sensor parkir. Fitur kenyamanan berkendara juga disematkan, termasuk mode berkendara Eco, Normal, dan Sport, power window, serta rotary shift selector.

DFSK Gelora E juga tidak kalah dalam fitur keselamatan. Mobil ini dilengkapi dengan ABS & EBD, sensor parkir, dan kamera belakang. Sistem kemudi sudah menggunakan Electric Power Steering. Namun, untuk sistem pengereman, rem belakang Gelora E masih menggunakan tromol, sedangkan rem depan sudah cakram.
- Harga
Harga menjadi penentu utama bagi para pelaku usaha.
- Wuling Mitra EV:
- Blind Van Long Range: Rp 299 Juta (OTR Jakarta, termasuk insentif PPN)
- Blind Van Premium Range: Rp 326 Juta (OTR Jakarta, termasuk insentif PPN)
- Minibus Long Range: Rp 317 Juta (OTR Jakarta, termasuk insentif PPN)
- Minibus Premium Range: Rp 344 Juta (OTR Jakarta, termasuk insentif PPN)
- DFSK Gelora E:
- Blind Van: Rp 350 Juta (OTR Jabodetabek)
- Minibus: Rp 399 Juta (OTR Jabodetabek)
Dari segi harga, Wuling Mitra EV menawarkan pilihan yang lebih kompetitif, terutama dengan adanya varian Long Range yang memiliki harga dibawah DFSK Gelora E Blind Van.
Baca Juga: Menilik Kembali Keunggulan Pikap Wuling Formo Max, Mobil Niaga Rasa MPV
Kesimpulan
Wuling Mitra EV tampaknya membawa angin segar dengan menawarkan dimensi yang lebih lega, kapasitas baterai yang lebih besar (untuk varian Premium Range), jarak tempuh yang lebih jauh, dan waktu pengisian daya cepat yang lebih singkat. Selain itu, harga yang ditawarkan Wuling Mitra EV juga cenderung lebih agresif.

Namun, DFSK Gelora E memiliki keuntungan sebagai pionir di segmen van listrik komersial di Indonesia dan sudah memiliki penetrasi pasar yang lebih optimal. Torsi yang sedikit lebih besar pada Gelora E juga bisa menjadi pertimbangan bagi beberapa pengusaha.
Pilihan antara Wuling Mitra EV dan DFSK Gelora E pada akhirnya akan bergantung pada prioritas dan kebutuhan spesifik bisnis. Bagi yang mencari kapasitas kargo lebih besar, jarak tempuh lebih jauh, dan harga yang lebih terjangkau, Wuling Mitra EV bisa menjadi pilihan menarik.
Sementara itu, bagi yang mencari unit yang sudah terbukti di pasar dan lebih ringkas, DFSK Gelora E tetap menjadi opsi yang solid. Kompetisi ini diharapkan akan semakin mendorong inovasi dan memberikan lebih banyak pilihan kendaraan niaga listrik yang efisien dan ramah lingkungan bagi para pelaku usaha di Indonesia.