MobilKomersial.com — Saat mengganti cairan transmisi, seharusnya tidak mengalami masalah dalam memindahkan gigi atau mempertahankan kecepatan berkendara tertentu serta tidak boleh mendengar suara-suara yang tidak biasa atau mengalami gejala-gejala yang tidak biasa.
Namun, ada kalanya pengemudi merasakan ada yang tidak beres atau mendengar suara bising dari transmisi setelah mengganti cairan transmisi.
Baca Juga: Dampak Buruk Memilih Oli Berkualitas Rendah, Mesin Bisa Rusak Permanen
Hal ini sering kali membuat pemilik kendaraan bertanya-tanya mengapa karena seharusnya penggantian cairan akan mencegah hal aneh seperti ini terjadi. Lantas, mengapa masalah ini terjadi setelah cairan diganti?
Menurut Chief Executive Officer (CEO) PT Welty Indah Perkasa (Wealthy Group), Arief Hidayat, terdapat 2 (dua) penyebab paling umum setelah penggantian cairan yaitu, Varnish Deposite (VD) dan jenis cairan transmisi yang salah.
“Dari analisa selama ini yang terjadi pada automatic transmission ada dua penyebab paling umum setelah penggantian cairan yaitu, Varnish Deposite (VD) dan jenis cairan transmisi yang salah,” ungkapnya kepada MobilKomersial.com, Kamis (18/4/2024).
Varnish Deposite (VD)
Pembentukan Varnish Deposite adalah gejala cairan transmisi terbakar. Dimana, jika kendaraan memiliki cairan transmisi yang sudah terbakar, cairan tersebut dapat berubah warna dan menyebabkan endapan vernish yang menumpuk didalam sistem.
Baca Juga: Alasan Pemilik Mobil Harus Mengganti Filter Oli Agar Mesin Tetap Prima
Endapan ini biasanya mengapung di sekitar cairan lama dan tidak menumpuk di mana pun saat cairan transmisi masih terus menggunakan cairan yang sama.
Namun, setelah melakukan pengantian cairan lama dengan cairan baru, endapan ini akan hilang dan menjadi lumpur yang menempel pada filter sistem transmisi yang dapat mencegah cairan transmisi mengalir melalui transmisi, yang mengakibatkan terdengarnya suara jeduk.
“Makanya disarankan untuk melakukan flush sebelum melakukan memasukan cairan transmisi yang baru, dengan memastikan jalur yang tersumbat dapat terbuka kembali, karena gesekan yang timbul saat kita menggunakan transmisi ini akan tetap tertinggal kalau tidak di flushing,” ujarnya.
Jenis Cairan Transmisi Yang Salah
Perhatikan warna cairan transmisi, pada dasarnya cairan transmisi memiliki warna yang cukup beragam seperti carian bewarna merah untuk Automatic Transmission Fluid (ATF) dan berwarna kuning untuk Continously Variable Transmission (CVT) dan Double Clutch Transmission (DCT).
Baca Juga: Agar Transmisi Bekerja Optimal, Ganti Oli Matik Mobil Wajib Flushing
Sebaiknya jangan menggunakan cairan transmisi tradisional yang berbahan dasar grup I dan grup II, karena akan meninggalkan banyak endapan. Jika endapan ini menumpuk di filter dan menghambat aliran cairan transmisi, komponen transmisi akan memanas dan menimbulkan lebih banyak gesekan.
“Hal ini akan mengakibatkan suara dentingan dan suara lain yang tidak ingin didengar. Untungnya, terdapat cairan transmisi sintetis yang diformulasikan untuk memastikan komponen tersebut tetap terlumasi dan perpindahan gigi lancar,” terangnya.
Dirinya memaparkan bahwa dengan memberikan additive akan menyelesaikan dalam banyak kasus, seperi pada cairan transmisi keluaran Wealthy yaitu Beste yang terjamin dapat menjaga sistem transmisi pada mobil khususnya mobil matik agar tetap prima.
“Wealthy Beste ini diformulasikan secara khusus untuk memberikan kinerja terbaik pada transmisi otomatis agar menjaga komponen tidak cepat rusak, mencegah mesin terkontaminasi kotoran, menghemat bahan bakar serta mempertahankan stabilitas temperatur mesin,” ujarnya.
Baca Juga: Kuras Oli Transmisi di Bengkel Ini Pakai Alat Khusus, Simak Kelebihannya
Wealthy Beste yang hadir secara lengkap baik untuk transmisi ATF, CVT maupun DCT ini merupakan pelumas untuk transmisi otomatis dan power steering yang berkualitas prima yang dirancang dari campuran mineral dengan index viskositas tinggi.
“Dengan index vikositas yang lebih tinggi, cairan transmisi ini (Wealthy Beste) diformulasikan untuk bertahan terhadap variasi suhu agar mempertahankan daya pompa pada suhu rendah dan menjaga kekuatan selaput oli pada suhu tinggi,” papar Arief.