MobilKomersial.com — Cairan knalpot diesel atau dikenal sebagai AdBlue saat ini banyak digunakan pada bus atau truk yang telah menggunakan teknologi Selective Catalytic Reduction (SCR) sehingga diklaim dapat mengurangi gas berbahaya yang dilepaskan ke atmosfer.
AdBlue adalah larutan 32,5 % urea dengan kemurnian tinggi yang diproduksi secara sintetis dalam air demineralisasi. Kendaraan dengan teknologi SCR memiliki tangki terpisah yang diisi AdBlue. Ini kemudian disuntikkan ke pipa knalpot, di depan katalis SCR, bagian hilir mesin.
CEO dan Founder Wealthy Group, Arif Hidayat, mengungkapkan bahwa AdBlue adalah nama merek cairan knalpot diesel yang populer. Ini adalah larutan air demineralisasi dan urea yang tidak beracun dan tidak berwarna.
Baca juga: Nih, Grease Yang Bisa Tahan Hingga Suhu Tinggi 220 Derajat Celcius
“Penggunaan AdBlue jenis ini mencegah potensi masalah pada pengoperasian katalis SCR. Masa pakai dan efektivitas sistem SCR pada kendaraan bergantung pada kualitas dan kemurnian produk AdBlue,” kata Arief kepada MobilKomersial.com beberapa waktu lalu.
Menurut Arief, cara kerja untuk menggunakan AdBlue yakni cairan tersebut dipanaskan di knalpot, kemudian cairan tersebut nantinya terurai menjadi amonia dan CO₂. Ketika oksida mono-nitrogen (NOx) dari knalpot mesin bereaksi di dalam katalis dengan amonia, molekul NOx yang berbahaya di knalpot diubah menjadi Nitrogen dan Air yang tidak berbahaya, yang dilepaskan dari pipa knalpot sebagai uap.
Baca juga: Rilis Bus Baru, PO Mtrans Pakai Armada Double Decker Untuk Layani Penumpang
Menurut Arief ada 9 problem umum yang terjadi dengan penggunaan AdBlue yakni:
- Kontaminasi pada AdBlue (Cairan Knalpot Diesel).
- Masalah kelistrikan atau masalah unit control.
- Kegagalan pada injektor CKD (AdBlue).
- Kegagalan pompa CKD (AdBlue).
- Masalah & kegagalan katalis SCR.
- Kegagalan sensor NOx.
- Kegagalan sensor level CKD (AdBlue).
- Kegagalan pemanas/pra-pemanas AdBlue.
- Tangki dan pipa CKD (AdBlue) bocor.
“Dalam waktu dekat kami akan meluncurkan Wealthy AdBlue untuk kendaraan niaga yang membutuhkan cairan tersebut seperti bus, truk, atau kendaraan yang sudah menggunakan teknologi euro 4 atau Euro 5,” ujarnya.
Arief juga mengatakan bahwa pada kendaraan diesel yang dilengkapi dengan teknologi SCR, cairan AdBlue tersebut tidak boleh habis saat kendaraan sedang digunakan. Menggunakan larutan urea dengan kualitas yang salah atau rendah dan tidak mengikuti standar akan berisiko menimbulkan biaya perbaikan yang mahal.
“Menghapus sistem AdBlue tidak akan mempengaruhi mesin, itu akan berjalan baik-baik saja tanpanya. Tapi, jika cairan AdBluetidak di isi maka akan mengeluarkan lebih banyak emisi berbahaya, dan bahkan mungkin akan menghadapi masalah hukum,” ungkapnya.
Baca juga: Mengenal Cairan AdBlue, Pemangkas Emisi Pada Mesin Diesel, Begini Cara Kerjanya