MobilKomersial.com — Proses produksi oli dibagi sesuai dengan kebutuhannya serta teknologi kendaraan yang menggunakan. Oli ada yang diproduksi untuk kendaraan yang bermesin bensin dan juga untuk yang bermesin diesel.
Kedua jenis mesin tersebut mempunyai karakteristik yang sama dan juga mempunyai perbedaan yang mendasar cara bekerjanya. Untuk mengatasi perbedaan dari ke-dua jenis mesin tersebut, maka jenis oli atau pelumas yang diproduksi harus disesuaikan dengan karakteristik dari kedua mesin tersebut.
“Pada dasarnya jenis oli dengan SAE 15W – 40 tidak tepat digunakan untuk motor atau mobil yang menggunakan bahan bakar bensin,” kata CEO dan Founder PT Welty Indah Perkasa (Wealthy Group), Arief Hidayat kepada MobilKomersial.com, Rabu (15/11/2023).
Baca juga: Mitsubishi Triton Educar Singgah di Semarang, Jadi Sarana Belajar Anak yang Menyenangkan
Menurut Arief, mesin diesel beroperasi pada tekanan intake manifold yang tinggi (misalnya, melalui turbocharging) dan tidak rentan terhadap knocking atau pra-penyalaan seperti mesin SI (Spark Ignition) berbahan bakar bensin yang diisi terlebih dahulu.
“Akibatnya, mesin diesel dapat menghasilkan torsi yang jauh lebih besar pada kecepatan mesin rendah daripada mesin SI. Maka dari itu sebagai pengendara harus lebih jeli untuk memilih pelumas bagi kendaraannya,” ujarnya.
Baca juga: 2 Rute Baru PO Sinar Jaya Jurusan Bogor dan Sukabumi, Simak Jadwal Keberangkatannya
Oli mesin, kata Arief, memberikan banyak manfaat, antara lain melumasi bagian mesin saat mulai beroprasi sampai memanas, menciptakan lapisan pelindung. Oli juga melindungi mesin saat mencapai suhu yang lebih tinggi.
“Di antara pertanyaan oli mesin umum, banyak yang bertanya – tanya apakah mungkin menggunakan oli diesel di mesin bensin atau sebaliknya. Secara keseluruhan, praktik terbaik adalah menggunakan pelumas diesel di mesin diesel dan pelumas bensin di mesin bensin,” ungkapnya.
Baca juga: Volvo Luncurkan Truk Listrik FL Dan FE Facelift, Isi Daya Lebih Cepat