Mobilkomersial.com — Dalam proses produksi ban yang berkualitas, PT Goodyear Indonesia Tbk mewujudkan komitmennya untuk ikut bertanggung jawab menjaga lingkungan dengan menggantikan sumber energi batu bara dengan Palm Kernel Shell (PKS) atau cangkang sawit.
Transisi dari batu bara ke cangkang sawit ini sudah dilakukan oleh Goodyear sejak September lalu pasca produksi langsung 100% yang menjadi bagian dari misi jangka panjangnya untuk secara bertahap ikut mengurangi efek Gas Rumah Kaca (GHG) sebesar 30% di tahun 2030.
Baca Juga: Ban BFGoodrich Advantage Touring Meluncur di Indonesia, Cocok Buat LCGC Hingga SUV
Menurut Wicaksono selaku Head of Communication Goodyear Indonesia, transisi sumber energi batu bara ke cangkang sawit ini sejalan dengan rencana besar perusahaan yang juga ikut meratifikasi Global Millennium Development Goal.
“Dimana hal tersebut diturunkan menjadi Global Operations Bold Gold dengan salah satu obyektifnya adalah penggunaan energi terbarukan untuk semua proses dan operasional pabrik diseluruh dunia pada tahun 2040,” ujarnya dalam keterangan resminya, Rabu (2/11/2022).
Cangkang sawit sendiri adalah material bakar yang berasal dari fraksi cangkang setelah pengupasan yang dihancurkan dalam proses produksi minyak sawit serta memiliki nilai kalor tinggi dengan rata-rata 4000 Kkal/kg.
PKS ini juga diklaim ideal memiliki ukuran partikel antara 5 mm sampai 40 mm dan memiliki kadar sisa abu bakaran yang lebih rendah 75% dari sisa abu bakar batu bara biasanya. Sehingga emisi gas buang juga jauh lebih bersih dan tidak mencemari lingkungan udara.
Baca Juga: Hankook Rilis Ban Smart iON AU06+ Khusus Bus Listrik
Kendati demikian, volume uap panas yang dihasilkan oleh biomass PKS ternyata juga besar dan dinyatakan mampu menjaga panas lebih stabil yang penting dalam proses memasak ban yang berkelanjutan (Green Tire).
Selain lebih ramah lingkungan, penggunaan sumber energi cangkang sawit ini juga menjadikan sisi biaya energi yang efisien dimana biomass PKS termasuk kompetitif untuk digunakan dalam jangka panjang dan berkelanjutan kedepan.