MobilKomersial.com — Selain bus tingkat yang memiliki perkembangan, di Indonesia khususnya di Jakarta juga terdapat bus gandeng yang dijadikan armada Transjakarta, Articulate Bus atau bus gandeng di Indonesia tidak melayani rute Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).
Bus gandeng sendiri pertama kali di buat pada tahun 1938 oleh perusahaan manufaktur asal Amerika Serikat yakni Twin Coach.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, bus gandeng pertama kali beroperasi di kota Baltimore negara bagian Maryland, Amerika Serikat.
Baca juga: Sulit Dijangkau Kendaraan, Damri Operasikan Angkutan Perintis di Merauke
Desain awal bus gandeng, pertama kali diberi nama Super Twin pada tahun 1948. Entah mengapa pengembangan bus ini sempat di hentikan. Bus ini dirancang dengan 58 kursi penumpang dengan kapasitas dapat mengangkut penumpang sebanyak 120 orang .
Bus ini memiliki berat 12,5 ton dengan kecepatan 80 kpj. Sampai saat ini bus gandeng terus mengalami perkembangan untuk mengantarkan penumpang dari satu tempat ke tempat lainnya di dalam kota.
Armada bus gandeng sendiri, merupakan rangkaian yang menggabungkan 2 sasis menjadi satu serta memiliki 3 as roda. Bus gandeng disebutkan sangat cocok untuk melayani penumpang perkotaan yang memiliki mobilitas tinggi karena daya angkutnya yang cukup banyak.
Bus Gandeng sebelumnya hadir saat Indonesia dijajah oleh Belanda, namun bus gandeng baru kembali ke Indonesia pada era tahun 1990an, saat itu di datangkan 43 bus Ikarus 281 berbahan bakar BBG ke Indonesia.
Baca juga: Perkuat Pengamanan KTT G20, Mabes TNI Kirim 252 Unit Kendaraan Listrik
Bus gandeng Ikarus 281 itu di datangkan sebanyak 33 unit dalam bentuk CBU kemudian sisanya dirakit di Indonesia, tepatnya di bengkel Perum PPD di wilayah Narogong, Bekasi Timur.
Di Jakarta, penggunaan bus gandeng dijadikan armada Transjakarta karena mampu mengangkut banyak penumpang, sehingga bisa di operasikan pada saat jam berangkat kerja di pagi hari maupun pada saat pulang kerja.
Penggunaan bus gandeng di Transjakarta sendiri memakai bus Zongthong, Scania, Yutong, Huang Jai, Komodo, Ankai dan Inobus serta tersebar di beberapa koridor seperti koridor 1 Blok M-Kota, koridor 3 Terminal Kalideres-Pasar Baru dan koridor 10 PGC 2-Terminal Tanjung Priok.
Di beberapa negara, bus gandeng juga digunakan angkutan dalam kota untuk mobilisasi penumpang, negara yang menggunakan bus gandeng antara lain Amerika Serikat, Swiss dan Brazil.
Baca juga: Perjalanan Bus Tingkat di Indonesia, dari Angkutan Dalam Kota Hingga AKAP