Mobilkomersial.com — Sesuai dengan komitmen pemerintah terhadap Paris Agreement 2015 dalam menurunkan global warming, industri otomotif nasional telah membangun pemahaman bahwa kendaraan bermotor memiliki dua syarat utama yaitu, kendaraan rendah emisi gas buang dan ramah lingkungan.
Hal itu juga sejalan dengan Instruksi Presiden RI Joko Widodo (Inpres) 7/2022 mengenai penggunaan kendaraan bermotor listrik bagi instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Kementerian dan Lembaga termasuk BUMN, Gaikindo dan industri otomotif nasional.
Baca Juga: Akselerasi EV Meningkat, Kemenperin: Kendaraan ICE Masih Tetap di Produksi
Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi mengatakan bahwa kendaraan elektrifikasi seperti seperti HEV (Hybrid Electric Vehicle), PHEV (Plug-In Hybrid Electric Vehicle), BEV (Battery Electric Vehicle) ataupun FCEV (Fuel Cell Electric Vehicle) adalah kendaraan masa depan.
“Kendaraan bermotor listrik seperti HEV, PHEV, BEV, FCEV hingga kendaraan bermotor yang menggunakan hidrogen sebagai bahan bakarnya adalah kendaraan bermotor masa depan yang saat ini keberadaannya semakin nyata,” ucapnya kepada Mobilkomersial.com, Jum’at (23/9/2022).
Dirinya mengaku bahwa pemerintah dan industri otomotif nasional pun telah memulai langkah-langkah transisi untuk menggantikan bahan bakar berbasis fosil menuju bahan bakar baru terbarukan seperti penggunaan B30 dimana campuran nabati 30% adalah yang tertinggi di dunia.
Menurutnya, saat ini Industri otomotif Indonesia telah menyediakan kendaraan bermotor listrik hasil produksi dalam negeri anggota Gaikindo. Termasuk jenis kendaraan penumpang maupun komersial ringan, dalam rentang kisaran harga Rp 200-300 juta, Rp 400-600 juta, dan di atas Rp 600 juta.
Baca Juga: BBM Naik, DFSK Sebut Kendaraan Elektrik Jadi Solusinya
Nangoi memaparkan bahwa Gaikindo telah membuktikan eksistensi keberadaan kendaraan masa depan tersebut terhadap masyarakat. Di ajang GIIAS 2022 pada Agustus 2022 lalu, total penjualan kendaraan bermotor listrik pun telah melampaui total penjualan pada tahun 2021.
“Selama 11 hari penyelenggaraannya, telah terjual total 1.594 unit kendaraan listrik, termasuk didalamnya 320 kendaraan hybrid dan 1.274 unit kendaraan listrik berbasis baterai (KBLBB/BEV). Penjualan tersebut melampaui total penjualan kendaraan bermotor listrik sepanjang tahun 2021,” jelasnya.
Menurut Gaikindo, tantangan yang perlu dihadapi industri otomotif Indonesia kedepannya, yakni untuk terus meningkatkan jenis dan jumlah kendaraan bermotor listrik yang diproduksi di Indonesia, dan terus berkontribusi sebagai salah satu industri pahlawan devisa negara.
“Tantangan yang dihadapi industri otomotif Indonesia kedepan adalah untuk terus meningkatkan jenis dan jumlah kendaraan listrik hasil produksi nasional, dan terus mengembangkan industri otomotif Indonesia secara global,” tutup Nangoi.
Baca Juga: Van Listrik DFSK Gelora E Resmi Jadi Angkot Feeder di Kota Palembang