Jakarta, MobilKomersial.com – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, kemampuan industri otomotif tetap dapat bertahan meski digempur pandemi Covid-19.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Perindustrian, industri otomotif diklaim mampu menyumbang PDB nonmigas sebesar 4,24% sepanjang tahun 2020. Sementara ekspor produk otomotif roda empat, termasuk komponen pendukung mencapai Rp 65,99 triliun.
”Dari total nilai tersebut, sekitar Rp 41,86 triliun merupakan ekspor kendaraan jenis completely build up (CBU) dari Indonesia ke lebih dari 80 negara,” ungkapnya.
Baca juga: 29 Tipe Mobil Dipastikan Dapat PPnBM
Menperin juga menyebutkan bila saat ini ada 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang ada di Indonesia. Nilai investasi mereka menyentuh hingga Rp 71,35 triliun.
Sedangkan total kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun dan penyerapan tenaga kerja langsung sebanyak 38 ribu orang. Ditambah lagi lebih dari 1,5 juta orang terlibat aktif dengan bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut.
Agus membeberkan, kinerja produksi kendaraan bermotor roda empat atau lebih pada periode Januari-Februari 2021 tercatat sebesar 152 ribu unit, dengan penjualan (wholesales) sebesar 102 ribu unit untuk periode yang sama. Capaian positif ini tidak terlepas peran dari implementasi kebijakan insentif fiskal yang diluncurkan oleh pemerintah.
Baca juga: Kemenperin Dukung Industri Otomotif Indonesia Berdaya Saing Global
”Dalam rangka mendorong penjualan kendaraan bermotor produksi dalam negeri, pemerintah memberikan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM-DTP) mulai 1 Maret sampai 31 Desember 2021 untuk kendaraan bermotor roda empat dengan kapasitas mesin sampai 1.500 CC, dan mulai 1 April relaksasi tersebut telah diperluas sampai dengan kapasitas mesin 2.500 CC,” paparnya.
Sampai Maret 2021, dari dampak kebijakan insentif tersebut, telah terjadi peningkatan purchase order cukup signifikan untuk kendaraan roda empat dengan kapasitas mesin sampai 1.500 CC, yaitu sebesar 190% dibandingkan penjualan bulan Februari 2021.
”Hal ini tentunya akan berdampak positif bagi pemulihan sektor industri otomotif yang memiliki multiplier efect yang cukup luas bagi sektor industri lainnya sehingga pada akhirnya akan mampu men-jumpstart perekonomian nasional,” tandasnya.