Jakarta, MobilKomersial.com – Disaat pemakaian rutin motor untuk beraktivitas setiap hari, tentunya membutuhkan perawatan ekstra seperti rutin dilakukan pengecekan dan penggantian oli mesin. Terkadang, saat sebelum waktunya penggantian, oli mesin pada motor berkurang, karena efek kerja mesin yang cukup tinggi.
Tentunya, saat mengetahui volume oli pada mesin motor berkurang, biasanya pengguna langsung mencari oli tambahan, agar volumeoli tidak berkurang drastis yang dapat menyebabkan kerusakan mesin.
Sayangnya, pelumas tambahan yang sesuai tidak tersedia. Yang ada hanyalah oli mobil. Banyak pertanyaan, apakah oli mobil tersebut dapat digunakan untuk motor? Jika nekat digunakan, apa dampak yang mungkin akan terjadi?
CEO Wealthy Group Arief Hidayat, saat ditemui MobilKomersial.com, Sabtu (21/11/2020) kemarin menjelaskan, bahwa oli mobil sangat tidak disarankan untuk dipakai pada motor, hal tersebut karena kandungan yang terdapat pada oli mobil berbeda dengan kandungan oli motor.
“Kalau oli mobil itu menggunakan aditif low friction, karena memang fungsinya benar-benar untuk melumasi, sedangkan oli motor, aditif friction dibutuhkan untuk membantu terjadinya gesekan pada mesin yang terendam oli,” ujar Arief.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, jika oli mobil benar-benar digunakan pada motor, kemungkinan yang akan terjadi adalah slip kopling. Hal tersebut lantaran oli mobil terlalu licin karena memiliki aditif low friction.
Dari segi karakter, memang mesin mobil dan motor memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Jika pada mesin mobil, letak mesin dan transmisi terpisah, sehingga oli mesin berfungsi maksimal hanya untuk melumasi mesin.
Sedangkan pada motor, transmisi motor ikut terendam oli bersama dengan mesin, atau biasa disebut wet clutch. Yang artinya, oli mesin pada motor, juga memiliki fungsi untuk ikut melumasi, dan membantu kinerja komponen transmisi.