Jakarta, MobilKomersial.com – Bagi pemilik kendaraan, biasanya pernah mengalami kendaraan yang tiba-tiba tidak bertenaga atau merasa konsumsi bahan bakarnya lebih boros dari biasanya.
Hal itu bisa terjadi lantaran adanya kerak karbon atau kotoran hasil sisa pembakaran yang menumpuk pada ruang bakar mesin kendaraan. Pertanyaannya, mengapa kerak karbon atau kotoran bisa menumpuk di ruang bakar?
“Penumpukan karbon di ruang bakar mesin mobil bisa terjadi karena pembakaran yang tidak sempurna. Penyebabnya adalah penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai pabrikan mobil atau kualitas yang buruk,” ucap CEO Wealty Group, Arief Hidayat saat diskusi virtual bertajuk ‘Engine De-carbonizing, Jumat (26/6/2020).
Ia menjelaskan, debu dan oli atau uap oli juga punya peran dalam penimbunan kerak yang datang dari hasil isapan intake.
“Kedua komponen itu masuk lantas mengendap dan membuat ruang bakar kotor. Selain itu banyaknya unsur parafin dan sulfur yang ikut masuk ruang bakar juga menjadi penyebab terjadinya penumpukan kerak,” sambung Arief.
Baca juga : Rawat Kendaraan Saat New Normal? Cukup Order Kebutuhan Otomotif Lewat Online
Hal itulah, lanjut dia, yang akan membuat ruang bakar semakin sempit, mengakibatkan rasio kompresinya meningkat sehingga mesin tidak responsif atau mobil kurang bertenaga akibat tumpukan kerak tersebut.
Nah, salah satu teknologi untuk membersihkan penumpukan kerak pada ruang bakar mesin adalah dengan cara de carbonizing, bukan lagi dengan cara turun mesin.
“Dulu cara membersihkan kerak carbon di mesin mobil yang bermasalah seperti tarikan brebet, berat atau bensin boros berlebihan biasanya harus turun mesin yang bisa makan waktu 4 sampai 5 hari. Tapi dengan de carbonizing tidak sampai 1 jam,” ujar Arief.