Jakarta, MobilKomersial – Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) menilai, penundaan sementara implementasi kebijakan Euro 4 untuk kendaraan berbahan bakar diesel hingga April 2022 hanya menunda waktu untuk menaikkan biaya (cost) angkutan.
Wakil Ketua II Aptrindo Sugi Purnoto mengatakan, peningkatan biaya logistik masih akan tetap terjadi di 2022 mendatang.
”Saat ini bahan bakar untuk kendaraan Euro 4 belum sepenuhnya siap. Seandainya sudah ada (bahan bakar Euro 4) masih belum merata, sehingga harga bahan bakar akan meningkat. Pada akhirnya pengusaha angkutan mau tidak mau harus pakai Euro 4,” ujar Sugi ketika dihubungi MobilKomersial.com, Selasa (5/1/2021).
Baca juga: Kebijakan Euro4 Diundur, Isuzu Ikut Tunda Peluncuran Produk Baru
Menurut Sugi, peningkatan standar Euro 4 membuat konsumsi bahan bakar jadi dua kali lipat lebih mahal dari sebelumnya karena menggunakan solar murni. Di sisi lain, kata Sugi, konsumen perusahaan angkutan tidak mau rugi membayar bahan bakar.
Ia juga menuturkan bila pemilik barang hanya tahu barang bisa sampai dengan selamat ke tujuan dan tidak peduli kendaraan apa yang kami gunakan.
”Bagi pengguna jasa angkutan barang. Euro 2 atau 4 akan sama saja, berbeda kalau penumpang bus. Mereka tidak mau naik kalau tidak nyaman selama di dalam perjalanan,” jelasnya.
Sugi mengakui bila teknologi di kendaraan Euro 4 lebih baik dibandingkan Euro 2 dan 3. Kendaraan Euro 4 dinilai lebih baik dalam mengurangi emisi dan juga lebih awet dalam hal spare part.
Agar pengusaha angkutan tidak terlalu dirugikan, Sugi berharap agar anggota Aptrindo melakukan kerjasama dengan konsumen dari perusahaan multinasional yang peduli pada perbaikan lingkungan.
”Tanpa ada kerjasama dalam hal mencari harga angkutan yang layak agar tidak merugikan kedua pihak, pengusaha angkutan akan terus rugi. Kalau untuk perusahaan biasa yang tidak peduli lingkungan, mereka tetap tak mau harga turun,” kata Sugi.
(Denny)